Tahi Lalat = Tumor Jinak ??

Hampir setiap orang memiliki tahi lalat, baik dibawa sejak lahir (banyak yang menyebut sebagai tanda lahir) ataupun yang tumbuh saat telah dewasa. Tahi lalat bagi sebagian artis justru menjadi landmark yang membuat dirinya jadi tampak seksi, tentunya jika Anda mengerti maksud saya, saat ini otak Anda sedang memuat image wajah ganteng Enrique Iglesias yang terkenal dengan tahi lalat seksi di pipi kanannya. Ada pula yang berpendapat adanya tahi lalat pada lokasi tertentu pada wajah menandakan hoki, sedangkan pada daerah lainnya dianggap pembawa sial. Terlepas dari kepercayaan hoki dan sial tersebut, tahi lalat pada kenyataannya memang dapat bermuka dua, yaitu pada sebagian besar kasus tidak berbahaya tetapi pada beberapa kasus lainya fatal.

Tahi lalat dikenal dalam istilah medis sebagai nevus pigmentosus, merupakan tumor jinak pada kulit yang paling umum dijumpai pada manusia. Tumor jinak ini yang khas adalah berwarna gelap, sebagian besarnya menetap, sebagian lain terus membesar sehingga kadangkala mengkhawatirkan si empunya. Memang sebagian besar tahi lalat didapatkan sejak lahir, tetapi tahi lalat dapat pula baru muncul saat dewasa dan umumny dalam kasus ini pemicunya adalah kontak yang sering dengan sinar matahari. Tahi lalat secara umum tidaklah berbahaya, dan biasanya hanya menimbulkan keluhan kosmetis.

Tetapi tahi lalat dapat pula pada suatu waktu berubah menjadi kanker (keganasan) yang disebut melanoma maligna, sehingga pengenalan dini gejala perubahan ini wajib diketahui oleh yang empunya tahi lalat. Beberapa kriteria suatu tahi lalat beranjak menjadi ganas adalah ; dalam beberapa waktu terakhir bertambah besar dengan cepat, terjadi perubahan warna ke arah lebih gelap, bentuknya menjadi tidak beraturan lagi, jaringan kulit di sekitarnya meradang kemerahan, tahi lalat mudah berdarah jika tersenggol serta munculnya keluhan seperti gatal dan perih. Jika hal semacam tersebut dialami, maka sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter kulit atau bedah supaya dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Seringkali perubahan menjadi ganas disebabkan karena iritasi berulang pada tahi lalat seperti sering tertekan, dipencet-pencet, lecet atau tergesek (misalnya tahi lalat di punggung oleh baju yang sempit).

Memang dikenal jenis tahi lalat yang cenderung menjadi ganas yaitu nevus junctional. Jenis tahi lalat ini memiliki batas tegas, permukaannya cenderung rata atau sedikit saja menonjol, berwarna lebih terang seperti coklat muda, dan lokasi terseringnya di telapak tangan, kaki atau kelamin. Karena lokasinya di telapak tangan atau kaki, maka tahi lalat ini sering mengalami trauma karena gesekan, penekanan dan sebagainya. Hal ini lah yang dapat memicu perubahan menjadi ganas. Sebaiknya perhatian lebih harus diberikan terhadap adanya tahi lalat jenis demikian.

Dunia medis memang belum menemukan peran tahi lalat bagi tubuh. Namun, tahi lalat bisa menjadi penanda gejala awal kanker kulit. Berdasar Cancer Research Institute, berikut empat ciri utama tahi lalat yang perlu diwaspadai.
  1. Bentuk tahi lalat tidak umum atau asimetris
  2. Tepian tahi lalat terlihat tidak beraturan atau tidak rata
  3. Tahi lalat meradang atau mengalami perubahan warna seperti coklat, merah, putih, biru, dan menghitam. Perubahan warna ini biasanya disertai dengan rasa gatal.
  4. Tahi lalat terus membesar hingga memiliki diameter yang tidak wajar hingga lebih 1 sentimeter.
Jika Anda memiliki tahi lalat dengan ciri-ciri semacam itu, segera periksakan ke dokter. Sebab, tahi lalat ganas umumnya sulit terdeteksi. Cara untuk memastikan apakah tahi lalat itu termasuk tumor jinak atau ganas adalah dengan biopsi atau pengambilan jaringan.

Banyak yang bilang tahi lalat adalah pemanis wajah. Tapi hati-hati, tahi lalat juga bisa jadi ancaman bagi kulit maupun tubuh jika penampakan dan perkembangannya tidak normal.

Tahi lalat sebenarnya merupakan hasil pigmentasi kulit yang berkembang karena beberapa alasan. Sampai sekarang, ilmu pengetahuan tidak bisa menjawab apa fungsi tahi lalat sebenarnya pada kulit.

Tahi lalat yang semakin membesar, berubah warna dan punya bentuk tidak simetris adalah ciri tahi lalat yang berbahaya karena bisa jadi itu pertanda kanker kulit atau melanoma.

Normalnya, tahi lalat memiliki bentuk stabil meski ada perubahan hormon dalam tubuh. Namun tidak demikian pada tahi lalat yang berbahaya. Ia akan tumbuh membesar melebihi ukuran kacang polong.

Menurut Cancer Research Institute, ada 4 kriteria yang bisa dijadikan patokan untuk mengetahui tahi lalat berbahaya atau tidak yang disebut dengan aturan ABCD, seperti diberitakan dari Essortment:
  1. A = Asymmetry
    Tahi lalat yang bersifat kanker cenderung mempunyai bentuk yang tidak beraturan.
  2. B = Border
    Tahi lalat yang bersifat kanker mempunyai batas atau pinggiran yang abnormal, yakni tepinya bergerigi.
  3. C = Colour
    Tahi lalat dengan berbagai warna seperti coklat, merah, putih, biru dan hitam sering menandai tahi lalat yang bersifat kanker ketimbang tahi lalat dengan satu warna.
  4. D = Dimension
    Tahi lalat yang bersifat kanker biasanya lebih besar dari tahi lalat jinak, bisa sebesar penghapus pensil atau lebih besar.
Masalah tahi lalat bukan hanya masalah di permukaan kulit, tapi masalah di dalam lapisan bawah kulit, jadi jarang sekali yang bisa ditangani dengan pengobatan tradisional.

Tahi lalat yang berisiko kanker harus ditangani segera sebelum mengalami metastatis atau penyebaran ke bagian tubuh lainnya. Namun dengan teknologi canggih di dunia medis saat ini, tahi lalat bisa diangkat dengan operasi atau teknik laser. Butuh 2 minggu hingga kulit benar-benar sembuh setelah operasi.

Kebanyakan orang sadar mereka punya tahi lalat tapi sebagian lainnya tidak sadar karena posisinya yang susah terlihat seperti di punggung. Sebaiknya periksalah seluruh bagian tubuh (wajah, telinga, leher, dada, punggung, jari kaki/tangan, kulit rambut, bibir, mata bahkan alat kelamin) untuk mengetahui ada tahi lalat atau tidak.

Jika terlihat ada tanda-tanda tahi lalat yang mencurigakan, bersikaplah proaktif dengan segera mendatangi dokter atau ahlinya. Pastikan juga selalu memakai pelembab atau krim pelindung matahari dan hindari sinarnya antara pukul 10 pagi dan 4 sore.

Aktor ganteng, Ewan McGregor, mengaku pernah mengoperasi salah satu tahi lalat atau andeng-andeng di wajahnya, yang ternyata di dalamnya terdapat sel kanker.

Tahi lalat yang dioperasi adalah yang berada di bawa mata sebelah kanan. Sebelumnya Ewan sama sekali tidak menyangka ada bahaya di balik tahi lalat. Hingga akhirnya, ia mendapatkan informasi tentang tahi lalat ‘hidup’, yang kemungkinan adalah melanoma atau tumor.

“Ternyata, bila kulit Anda berwarna pucat, dan sering terpapar matahari, sebaiknya jangan sepelekan tahi lalat.

Ayah dari tiga orang anak ini memang cukup sering terkena paparan sinar ultraviolet. Pasalnya, tahun lalu ia menghabiskan beberapa minggu mengendarai motor gede dari Skotlandia hingga Afrika Selatan untuk serial teve Long Way Down.

“Saya ke dokter untuk memeriksa tahi lalat. Tak tahunya, dokter memutuskan tahi lalat itu dioperasi. Dan, ternyata setelah diambil dan diperiksa di laboratorium, ternyata tumor. Meski belum tergolong ganas, tapi saya lega, karena belum terlambat. Dan, saya pun jadi rutin memeriksa tahi lalat yang dicurigai berbahaya," katanya.

British Association of Dermatologists mengatakan Ewan telah melakukan hal tepat, sebelum pemanis wajah tersebut bisa membahayakan kesehatan. Hasil penelitian asosiasi itu satu dari empat orang Inggris tidak pernah mengecek kondisi tahi lalat mereka. Padahal perubahan bentuk dan warna dari tahi lalat menjadi gejala kanker.

Yang perlu Anda ketahui, tahi lalat ganas memang sulit dikenali. Karena, tidak ada perbedaan yang mencolok dengan tahi lalat biasa. Pada dasarnya, tahi lalat bisa dikategorikan sebagai tumor jinak.

Jika dilihat dari warna, tahi lalat sendiri memiliki banyak variasi warna yang berbeda di setiap bagian tubuh. Tahi lalat di telapak tangan dan di atas bibir cenderung lebih hitam dan pekat, sedangkan tahi lalat yang tumbuh di bagian tubuh lainnya bisa saja berwarna kecokelatan atau sedikit kemerahan. Ukuran untuk setiap tahi lalat juga sangat bervariasi, ada yang bulat kecil mungil saja, hingga ada tahi lalat yang berukuran 1 cm lebih.

Tahi lalat juga harus diwaspadai jika muncul beberapa keluhan, antara lain:
  • Rasa gatal yang tidak hilang-hilang, ukuran tahi lalat terus bertambah besar
  • Berubah warna menjadi bertambah pekat atau mengkilap. Lebih parah lagi, tahi lalat yang terganggu juga bisa menyerupai luka. Jika ditemukan gejala seperti di atas, sebaiknya langsung saja periksakan tahi lalat tersebut ke dokter.
Sedangkan tingkat keganasan tumor pada tahi lalat sangat bervariasi. Ada yang tidak menyebar, ada pula yang bisa menyebar cepat. Sehingga mampu berkembang hingga bisa menutupi wilayah sekitar tumbuhnya dengan cepat. Karena itu dalam beberapa bulan, tahi lalat sudah bisa menjalar ke wilayah lainnya pada tubuh ataupun wajah.

Untuk penangannya, tahi lalat yang ganas tapi tidak menyebar cepat, bisa diambil melalui operasi ringan. Sedangkan yang sudah menyebar hingga ke daerah sekitar di tempat tumbuhnya tahi lalat tersebut, diperlukan pembedahan yang lebih serius.

Sementara itu, secara garis besar tahi lalat dapat dibagi menjadi 5 macam seperti diberitakan dari skincancer.net:
  1. Tipe junctional yaitu tahi lalat yang biasanya berwarna coklat, tumbuh mendatar atau sedikit menimbul di permukaan kulit.
  2. Tipe compound yaitu tahi lalat yang sedikit menimbul di permukaan kulit, warnanya bervariasi mulai dari warna terang hingga coklat tua, dan memiliki sel pembentuk pigmen (melanosit) di lapisan atas (epidermis) ataupun lapian bawah kulit (dermis)
  3. Tipe dermal yaitu tahi lalat yang terletak pada lapisan bawah kulit (dermis) yang warnanya bervariasi dari warna kulit hingga coklat tua, menonjol di permukaan kulit, biasanya terdapat di tubuh bagian atas (badan, lengan, leher dan kepala). Dan mungkin terdapat rambut.
  4. Tipe sebaseous yaitu tahi lalat yang terbentuk dari aktivitas kelenjar minyak kulit yang berlebihan, biasanya berwarna kuning dan teksturnya kasar.
  5. Tipe biru yaitu tahi lalat yang sedikit menonjol, warna berasal dari pigmen di dalam kulit (biasanya biru) dan sering terdapat pada kepala, leher dan lengan atas seorang wanita.
Tahi lalat yang ganas disebut dengan Nevus Junctional. Dan bisa juga berubah menjadi kanker kulit yang sangat berbahaya, yang disebut dengan melanoma maligna.

US National Institute of Health menyebutkan Nevus Junctional adalah tahi lalat yang ditemukan dipersimpangan (perbatasan) antara kulit ari dan dermis dari lapisan kulit, tahi lalat ini biasanya berwarna dan slightly.

Tahi lalat sangat berbahaya jika sudah menjadi kanker kulit atau Melanoma Maligna. Melanoma maligna adalah kanker kulit yang sangat berbahaya, yang melibatkan sel melanocytes yang menghasilkan pigmen kulit melanin. Melanin ini juga bertanggung jawab untuk warna kulit dan rambut. Melanoma bisa berkembang sangat cepat.

Ada beberapa tanda bahwa tahi lalat tersebut bisa memicu melanoma maligna, yaitu:
  1. Rasa gatal ataupun nyeri pada tahi lalat
  2. Perubahan warna (menjadi lebih gelap, pucat atau terang) pada tahi lalat yang tidak merata.
  3. Ukurannya membesar
  4. Pelebarannya tidak merata ke samping
  5. Permukaan tidak rata
  6. Adanya luka atau trauma
  7. Tahi lalat sering berdarah walaupun hanya karena trauma ringan
  8. Adanya ulkus atau infeksi pada tahi lalat yang sukar sembuh.
Jika Anda merasakan salah satu dari tanda-tanda tersebut periksalah ke dokter kulit, agar dapat penanganan yang lebih intensif. Karena tidak semua tahi lalat adalah tanda adanya kanker kulit.

REFERENSI :
www.wikimu.com
www.suaramedia.com
Tahi Lalat = Tumor Jinak ?? Tahi Lalat = Tumor Jinak ?? Reviewed by Edi Sugianto on 07.10 Rating: 5

Tidak ada komentar:


kelas Gendam Online
Diberdayakan oleh Blogger.