Meditasi Sang Buddha

PIKIRAN
Pikiran dapat diibaratkan seperti selembar daun yang tenang, dedaunan itu akan bergoyang ketika ada hembusan angin menerpanya. Demikian pula dengan Pikiran kita, ia akan bergoyang karena adanya pengaruh rangsangan indera-indera kita. Ketika kita tidak menuruti rangsangan dari indera-indera kita atau kita tidak peduli lagi terhadap pengaruh-pengaruh itu, maka pikiran tidak akan bergoyang.

Banyak metodae, cara atau tehnik untuk membuat pikiran itu menjadi tenang dan terkonsentrasi ( yang pada kenyataannya pikiran kita ini selalu dalam keadaan bergerak dan liar), namun semakin banyak kita membaca teori-teori dari sekian banyak penulis tentang Meditasi, biasanya kita akan semakin bingung untuk mempraktikannya.

Dalam hal ini saya memberanikan diri untuk menulis sebagaimana apa adanya berdasarkan Praktek meditasi yang selama ini saya pergunakan sehari-hari berdasarkan Sabda-sabda Sang Buddha yang saya terjemahkan menurut pengertian dan pemahaman saya pribadi. Oleh sebab itu, jika anda hendak menemukan tuntunan meditasi yang sistematis pada tulisan saya ini, saya yakin anda akan kecewa, sebab orientasi saya dalam hal ini adalah pada PRAKTIK.

Sabda-sabda Sang Buddha tentang Meditasi:
" Bagi seseorang yang masih belajar dan belum menjadi penguasa dari pikirannya sendiri,
tapi tetap bercita-cita agar damai dari ikatan-ikatan,
demi kebaikan dirinya sendiri,
baginya aku tidak mengetahui sesuatu yang lebih menolong daripada
memperhatikan dengan ketat pikirannya sendiri ."
(itivuttaka : 9 )

" Karena pikiran yang sesat, seseorang menjadi sesat
Karena pikiran yang murni, seseorang menjadi murni "
( Samyutta Nikaya III : 151 )

" Aku tidak mengetahui sesuatu yang paling tak dapat bekerja
selain pikiran yang tak dikembangkan.
Sebenarnya, pikiran yang tak berkembang adalah sesuatu yang tak dapat bekerja.
Aku tidak mengetahui sesuatu yang paling bekerja
selain pikiran yang dikembangkan.
Sebenarnya, pikiran yang berkembang adalah sesuatu yang dapat bekerja "
( Anguttara Nikaya I : 4 )

Pikiran yang tak disiplin harus dapat dikendalikan , seperti dikatakan Sang Buddha :
" Sangatlah menakjubkan, melatih pikiran itu.
Bergerak lincah, meraih apa yang dikehendakinya.
Sangat baik memiliki pikiran yang terlatih baik,
Karena pikiran yang terlatih baik akan membawa kebahagiaan.
Sulit ditangkap dan sangat licik,
Pikiran meraih apa yang diinginkan.
Oleh karenanya para bijaksana menjaga pikirannya,
Karena pikiran yang terjaga akan membawa kebahagiaan."
( Dhammapada : 35-36 )

" Semua penyatuan pikiran adalah samadhi (konsentrasi) "
( Dhammadina- Siswi Sang Buddha )
( Majjhima Nikaya I : 301 )

" Apa konsentrasi itu ?
Adalah pemusatan dari kesadaran dan semua yang menyertainya
secara merata dan sempurna pada satu titik "
( Visuddhimagga IV : 55 )

Banyak yang bertanya tentang pelaksanaan meditasi itu yang harus dikerjakan Samatha bhavana atau Vipassana bhavana terlebih dahulu ?

Walaupun tidak mutlak demikian, namun saya menyarankan bahwa Samatha bhavana-lah yang pertama-tama didahulukan untuk dikerjakan sebelum mencoba mengembangkan kesadaran/kemawasan ( Vipassana bhavana ). Karena dengan melatih Konsentrasi pada satu titik dengan obyek perhatian pada pernapasan, hal ini akan menimbulkan Kesadaran pada Pernapasan (anapanasati) serta ketenangan pada pikiran /mental, sehingga tentunya akan memudahkan untuk pemusatan pikiran berikutnya.

Dalam hal ini Sang Buddha menggambarkan manfaatnya sebagai berikut :
" Pemusatan pikiran yang tekun pada masuk dan keluarnya napas, bila dipupuk dan dikembangkan, adalah suatu kedamaian dan suatu yang istimewa, suatu yang sempurna dan pula suatu cara hidup yang menyenangkan. Tidak hanya itu, juga akan menghalau pikiran-pikiran jahat tak terlatih yang timbul dan membuatnya hilang seketika. Bagaikan, ketika bulan terakhir dari musim panas, debu dan kotoran beterbangan, lalu hujan deras yang turun tiba-tiba menenangkan dan menurunkannya ke bumi seketika." ( Samyutta Nikaya V : 321 ).

PERSIAPAN
  • Carilah tempat yang anda anggap cocok untuk bermeditasi yaitu tempat dimana kita bisa menyendiri tanpa gangguan, adalah yang terbaik.
  • Waktu : tergantung pada suasana dan kecenderungan pribadi masing-masing, dapat dilakukan pada pagi/ dini hari atau pada malam hari.
  • Siapkan bantal tipis sebagai alas ( kalau saya menggunakan lembaran karet sandal berukuran 60 Cm x 60 cm yang telah dimasukkan ke sarung bantal dari kain , agar disaat duduk ber-sila posisi badan tetap stabil, berbeda dengan bantal yang berisi kapuk atau spon/karet busa, yang menurut saya kurang stabil ).
  • Duduklah pada posisi kaki dilipat (bersila), kedua telapak tangan diletakkan diatas pangkuan dengan posisi badan yang tegak. ( kalau membungkuk, pinggang kita akan mudah terasa capai, karena berat badan tertumpu kedepan ).
LAKUKAN
  • Lakukan pembacaan mantra pembersihan tubuh, mulut dan tempat ,seperti biasa yang anda lakukan ( hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan disaat pikiran kita sedang berkonsentrasi penuh ).
  • Duduklah secara rileks......serileks mungkin, kemudian pejamkan mata.
  • Tempelkan lidah anda ke langit-langit mulut....lalu perhatian dipusatkan ke ujung hidung dan mulai mengamati gerakan masuk dan keluarnya napas. Tidak perlu menghitung...hanya mengamati nafas anda saja, Kita tidak perlu memperhatikan berapa panjang atau pendek, keras atau lemahnya pernafasan , biarkan nafas anda keluar dan masuk secara wajar....
  • Amati jalannya pernafasan yang masuk melalui ujung hidung, kebagian dada dan ke daerah perut. Dan pada saat mengeluarkan nafas, permulaan dari daerah perut, menuju ke dada dan akhirnya melalui ujung hidung. Kita secara terus menerus mengamati tiga tempat ini supaya pikiran menjadi tenang, tujuannya adalah untuk membatasi aktivitas mental/pikiran sedemikian rupa hingga kesadaran dan mawas diri dapat timbul dengan mudah.
  • Selanjutnya jika sudah terampil mengamati tiga tempat jalan pernapasan ini, kita dapat mulai berkonsentrasi hanya pada ujung hidung saja, Tugas kita cukup sederhana, kita tidak perlu mengikuti pernafasan lagi, tapi kita cukup menimbulkan kesadaran pada ujung hidung dan memperhatikan pernapasan itu keluar dan masuk pada satu tempat. jagalah kesadaran ini terus-menerus....tidak ada lagi yang harus dikerjakan, selain bernapas.
GANGGUAN
  • Bila perhatian mulai beralih terhadap gangguan dari luar, misalnya suara berisik ataupun gigitan nyamuk ataupun gangguan dari dalam diri sendiri, misalnya Khayalan, ingatan-ingatan, pikiran-pikiran, kaki kesemutan dll. sebaiknya anda bersabar dan kembali mengalihkan perhatian ke pernapasan, kita harus senantiasa berteguh hati dan tetap menjaga kesadaran ini....., beberapa pengaruh mental yang lemah dapat timbul dari waktu ke waktu dan kesadaran kita memegang peranan penting......,Demikianlah konsentrasi dan kesadaran akan hadir pada saat yang sama.
  • Lakukan meditasi ini sedikitnya 30 menit setiap hari dan anda dapat menambahnya setiap anda merasa telah ada kemajuan dalam menenangkan pikiran.
Nah.......sampai disini, silahkan anda melakukan dan mengalaminya sendiri.
Jika suatu saat, anda dalam ber-meditasi mendapatkan suatu fenomena-fenomena tertentu, HARAP SHARING DISINI YA.......SEBAB ADA BEBERAPA HAL YANG SENGAJA TIDAK SAYA SAMPAIKAN DISINI, karena saya tidak menginginkan anda terpengaruh oleh tulisan saya mengenai fenomena-fenomena tersebut. Biarlah anda sendiri yang mengalaminya secara alami , demikian pula apa yang dialami pada setiap orang didalam ber-meditasi tidaklah selalu sama.

Bagi para Meditator pemula, silahkan anda menanyakan hal-hal yang anda kurang paham dan yang anda temukan dalam PRAKTEK nanti.

Bagi para Meditator yang sudah ahli, saya mohon sudilah kiranya memberikan bimbingan dan petunjuknya lebih lanjut.

Selamat Bermeditasi dan semoga sukses !!

BY. TANHADI
Meditasi Sang Buddha Meditasi Sang Buddha Reviewed by Edi Sugianto on 00.03 Rating: 5

Tidak ada komentar:


kelas Gendam Online
Diberdayakan oleh Blogger.