Rahasia Cara Berbicara Dengan Hewan & Tanaman

Berbicara Dengan Hewan & Tanaman atau berkomunikasi dengan hewan ataupun tanaman tentu menggunakan bahasa yang berbeda dengan bicara dengan manusia. Nah, bicara mengenai bahasa, pasti yang terfikir oleh anda adalah suatu susunan kata-kata atau kalimat tertentu yang mempunyai struktur serta makna yang tertentu pula.

Dalam persepsi kebanyakan orang, Bahasa selalu identik dengan kata-kata. Padahal kata-kata hanyalah salah satu media bahasa saja. Dan sesungguhnya 93% Kekuatan Komunikasi terletak pada aspek NON VERBAL.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abraham Mehrebian (1968) dan Bob Birdwhistel (1970) mengenai efek dan pengaruh komunikasi tatap muka sampai pada simpulan yang kurang lebih sama. Temuan mereka menyatakan bahwa efektivitas komunikasi dipengaruhi oleh tiga hal yaitu:

1. Verbal (pilihan kata) = 7%
2. Intonasi = 38%
3. Bahasa Tubuh = 55%

Pengaruh kata-kata (semantik dan tentunya termasuk struktur bahasa) hanya 7%, Intonasi suara memberi pengaruh 38%, dan pengaruh terbesar adalah bahasa tubuh, yaitu sebesar 55%.

Saat Berbicara Dengan Hewan & Tanaman sesungguhnya kita sedang berkomunikasi dengan makhluk yang mempunyai kesadaran dan kemampuan yang sangat terbatas dan primitif. Oleh karena itu, Berbicara Dengan Hewan & Tanaman janganlah disamakan dengan berbicara dengan manusia. Jadi buang jauh-jauh imajinasi di dalam pikiran anda saat ini yang sedang membayangkan film kartun, dimana ada adegan hewan dan tanaman yang sedang berbicara dengan bahasa manusia. Itu hanya film fantasi...

Di dalam realitanya, saat kita Berbicara Dengan Hewan & Tanaman. Kita menggunakan aspek yang paling dasar dari bahasa, Yaitu Vibrasi atau getaran.

Ya, Vibrasi atau getaran. Di Zona Kesadaran Quantum atau Zona Zero Point Field Energy. Terdapat sebuah medan energi yang disebut Morfogenetic Field, Di Medan inilah semua makhluk bisa saling terhubung dan saling berkomunikasi.

Pikiran manusia terhubung dengan alam semesta yang dalam bahasa psikology disebut UNIVERSAL CONCIOUSNESS (pikiran alam semesta) atau dalam bahasa biologi disebut MORPHOGENETIC FIELD (medan morfogenetika).

Memang penemuan bahwa pikiran manusia terbubung dengan alam semesta masih belum banyak diketahui orang, dan juga masih banyak yang belum begitu yakin. Akan tetapi 5-10 tahun terakhir bukti-bukti akurat yang memperkuat penemuan ini bermunculan, sehingga orang skeptik (orang tidak percaya) sekalipun tidak dapat mengelak. Dr. Karl Pribram, seorang ahli bedah otak, menemukan bahwa otak manusia memuat bayangan alam semesta, hampir sama dengan proses holografik. Dia mengatakan bahwa pikiran manusia terhubung dengan konsep alam semesta dan menerima informasi dari alam semesta. Apa buktinya? Misalnya, Isaac Newton kira-kira mendapat teori gravitasinya dari mana? Siapa yang mengirim pesan itu ke pikirannya sehingga pada akhirnya dia menemukan teori gravitasi itu?

Ilmuwan Inggris, Jacob Boehm, juga mengemukakan penemuan yang serupa mengenai konsep holografik, dan temuan ini sudah dipublikasikan pada salah satu jurnal ilmiah terkenal di Inggris.

Dari temuan itu didapati bahwa alam semesta menghubungkan spesis-spesis atau mahluk hidup tertentu. Misalnya seekor tikus dilatih untuk menjelajahi suatu ‘maze’ atau labyrinth. Tikus yang lain juga akan mengetahui ini lebih cepat karena sudah satu ekor tikus yang memiliki ‘pengetahuan’ itu.

Hal yang serupa juga terjadi pada manusia. Jika salah seorang manusia menguasai suatu pengetahuan maka akan lebih mudah manusia lain untuk mempelajarinya. Artinya manusia sudah memiliki pengetahuan yang sama (shared intelligence). Mengapa? Karena alam semesta membantu memberikan informasi yang sama itu melalui pikiran universal atau pikiran bawah sadar. Dan temuan ini sudah dipublikasikan melalui tayangan BBC. Kemudian keterhubungan ini disebut “Morphogenetic Field” (medan morfogenetika).

Penemuan yang serupa juga mengatakan bahwa semua mahkluk hidup memiliki “medan energy” (energy field) yang khas. Pada tahun 1940 Harold Burr, seorang neuroatomist dari Yale University, mengadakan penelitian mengenai “medan energy” tersebut. Dan dia menemukan bahwa semua mahluk hidup memiliki “medan energy” bahkan medan energy tersebut sudah dapat dideteksi pada tahap embrio.

Kesimpulannya adalah energi-energi inilah yang menghubungkan satu mahluk dengan mahkluk yang lain. Itulah sebabnya pada saat-saat tertentu akan terjadi kontak energy.

Kisah Nyata Berbicara Dengan Hewan & Tanaman. 

Memerintah Rayap dengan Sugesti Telepatis..... 

Sebagaimana di kisahkan oleh Christma Nathali Esseboom (Alumni Training NAQS DNA dari Kanada) dalam inbox Facebook :
Pak ini yang cerita mau di share...
Dalam 3 hari lalu di kamar yang saya tempati selalu berisik berbunyi hujan dari ceiling. Setelah di ketahui, banyak rayap yang jatuh dan mulai keropos. Suara rayap yang cukup menganggu membuat saya berpikir untuk menvisualisasikan saya pindahankan rayap dengan bola energy. Alhasil ! dari semalam sampai hari ini saya tidak mendengar lagi bunyi rayap tersebut...mungkin pindah kali ya pak

Thanks ya ilmu pengetahuannya, sangat bermanfaat !"
Berkomunikasi dengan Mangga, dikisahkan oleh sdr. Agus Tri Rahardjo, Alumni Training NAQS DNA dari Sidoarjo Jawa Timur. :
Saya masih ingat ketika itu awal bulan Ramadhan. Iseng2 habis buka puasa dan sholat Maghrib saya ke halaman depan berdiri didekat pohon mangga satu2nya lalu konsentrasi dan "komat-kamit" sebentar ala Ki Joko Bodo sambil mengarahkan telapak tangan ke batang pohon mangga. Antara percaya dan tidak setelah satu bulan berbuah 3x lebih banyak dari panen2 sebelumnya sampai2 tetangga2 heran. Terima kasih Lau Tse Edi S.
Rahasia Cara Berbicara Dengan Hewan & Tanaman Rahasia Cara Berbicara Dengan Hewan & Tanaman Reviewed by Edi Sugianto on 03.03 Rating: 5

Tidak ada komentar:


kelas Gendam Online
Diberdayakan oleh Blogger.