Sikap Saya Dalam Menghadapi Fitnah

Seorang sahabat menulis status di Facebook seperti ini :

Sebagian orang beruntung dan bernasib baik... tinggal senyum dan duduk manis, semua bisa didapat dengan mudah... Padahal Ada sebagian orang yang harus benar-benar berdikari dan memutar otak untuk mendapatkan hasil yang pling minim sekalipun... dan kita tetap dilarang untuk nengeluh ataupun menggerutu sekalipun perut keroncongan atau kita akan dihujat bahwa tidak bisa bersyukur.... nikmati kopi sajalah... kadang hidup terlihat mudah... kadang juga terasa rumit... (alah mboh)...

☆ Komentarku :

Urip iku mung sawang sinawang, hidup itu hanyalah proses saling memandang. Kita seringkali memandang kehidupan orang lain lebih baik dari kehidupan kita sendiri. Tanpa sadar kita menempatkan orang lain di puncak tertinggi dari Gunung Kesuksesan, dan menempatkan diri sendiri di dasar jurang penderitaan. Sehingga jarak yang memisahkan diantara kita dengan orang tersebut semakin jauh dan sulit untuk dijangkau. Dan apa hasilnya..?

Sudut pandang seperti ini akan membuat Kita merasa semakin lemah, semakin tidak berdaya, semakin kehilangan harapan, dan bahkan mungkin malah dapat memicu sisi gelap di dalam diri kita, Rasa iri hati,  dengki, dan hasud muncul, yang kemudian membuat diri menjadi gelap mata, api amarah dan dendam berkobar karena sudah merasa bahwa  dunia ini dan juga Tuhan sedang tidak adil terhadap diri kita. Ujung-ujungnya, kita akan semakin jatuh terpuruk dan tenggelam di dalam lubang kubur penderitaan yang tanpa sadar kita ciptakan sendiri.

Semua orang punya masalahnya masing-masing.... Semua orang juga pernah mengeluh. Dan ada banyak cara yang dilakukan orang untuk mengeluh....

Mengeluh itu Ada yang positif dan ada juga yang negatif, ada yang menguatkan dan ada juga yang melemahkan diri sendiri, ada yang bahkan mampu mengubah keluhannya menjadi energi untuk mendukung orang lain, dan ada pula yang menjadikan energi negatif keluhannya untuk digunakan sebagai Virus Mental yang ditularkan ke orang lain untuk menjatuhkan orang lain tersebut agar mempunyai nasib yang sama atau bahkan lebih buruk dari dirinya...

Ya, salah satu sifat kejam yang ada di dalam diri kita semua adalah suka merasa senang ketika melihat orang lain menderita. Suka merasa puas hati ketika melihat orang lain lebih sengsara daripada diri kita. Senang banget kalau melihat orang lain hancur, susah, dan menderita. Inilah sifat syaitoniah yang juga bersemayam di dalam hati setiap manusia.

Rasa iri hati dan dengki karena salah dalam mengelola hati dan pikiran sendiri, akan membuat diri kita menjadi manusia yang bersifat setan seperti itu.

Memperturutkan bisikan setan tidaklah akan membuat diri kita lebih baik. Upaya-upaya yang kita lakukan untuk menghancurkan orang lain, juga hanya akan memberikan hiburan sesaat yang semu saja. Karena masalahnya bukanlah terletak di dalam diri orang lain, tetapi di dalam diri kita sendiri. Dan selama inti masalah yang ada di dalam diri ini tidak diselesaikan dengan tuntas, maka walaupun seluruh dunia ini hancur lebur, hati kita tetap saja akan merasa pedih dan menderita.

Setiap orang punya masalahnya masing-masing, dan adalah lumrah dan wajar saja jika kita mengeluh.

Orang-orang kaya, para selebritis, dll. mereka  ini mengekspresikan stress dan beban masalah mereka dengan berbagai macam hobi yang menguras uangnya. Sekedar untuk mengalihkan kesadaran dari masalah yang dihadapi dan memperoleh hiburan sesaat.

Para motivator, guru kehidupan, Trainer, dll. Mengekspresikan keluhannya dengan menjadikannya sebagai untaian kalimat motivasi & Inspirasi yang dapat menguatkan dan mencerahkan dirinya sendiri dan juga orang lain.

Para Provokator, Teroris, dan barisan sakit hati, mengekspresikan beban batinnya dengan menghujat dan menteror kehidupan orang lain...

Sedangkan orang yang lemah, setiap hari mengekspresikan beban di hatinya dengan berbagai kalimat negatif dan keluh kesah yang semakin membuatnya lemah, tidak berdaya, hilang harapan, gambaran kehidupan dan masa depan yang semakin suram, dll..

Kita semua ini pernah mengeluh, karena kita semua ini juga masihlah manusia biasa yang juga punya banyak masalah.

Hanya saja..,

Ada orang yang menjadikan masalah sebagai tonggak kebangkitan dan pemacu semangat hidupnya.

Dan ada pula orang yang menjadikan permasalahan sebagai lubang kuburan yang akan mengubur dirinya sendiri....

Kita semua punya masalah... Dan bagaimana kita mensikapi masalah tersebut, maka itulah yang menentukan bagaimana masa depan nasib kita sendiri...

Sebagaimana yang terjadi pada saya minggu kemarin,  tanggal 30 january 2016. Tanpa ada hujan tanpa ada angin, tiba-tiba ada angin fitnah yang berhembus. Dan tidak tanggung-tanggung, fitnahan tersebut di tulis di sosial media Facebook, dibaca oleh ratusan orang, dan bukti screen shootnya secara diam-diam juga tersebar ke ribuan orang.


Sikap Saya Dalam Menghadapi Fitnah

Saya ini juga masih manusia biasa, seperti anda semua. Saya bisa marah, sedih, kecewa, sakit hati, dendam, dll... Sebagaimana beberapa hari yang lalu saat event Workshop di Surabaya sedang berlangsung, saya marah besar karena mendapat kabar bahwa ada kawan yang menebar berita fitnah di FB...

Hampir saja amarah saya meledak tidak terkendali, karena saya tahu betul, bahwa black Campaign dan pencemaran nama baik seperti itu, sungguh merupakan suatu tindakan yang sudah melampaui batas, dan itu juga sudah termasuk tindak kejahatan pidana serius yang dapat dijerat dengan UU ITE. Yang mana dengan bukti screen shoot yang ada, bisa saja si penulis Status Facebook itu saya laporkan ke Polisi untuk menerima hukuman yang setimpal atas kejahatannya.

Namun untunglah... Hati Nurani saya menuntun saya agar segera melakukan MEDITASI KRISTAL.

Begitu mendapat kabar itu, Segera saya tarik nafas yang dalam, hembuskan perlahan, dan secara perlahan kesadaran saya pun memasuki zona Quantum Ikhlas mengakses Cahaya ilahi......

Neng Ning Nung Nang,
JumeNENG WeNING KasiNUNGan WeNANG....
Memasuki kondisi keheningan batin untuk mengakses kesadaran ilahi. Ikhlas Pasrah sepenuhnya pada keadilan Gusti Yang Maha Kuasa dan Maha Adil.

Dan seketika itu juga saya tenang kembali, pikiran menjadi jernih sebening kristal berlian, dan emosi menjadi sejuk, damai, dan dipenuhi oleh energi kesabaran.

Dengan kondisi emosi yang bening dan pikiran yang jernih tersebut, maka kegiatan workshop yang saya pimpin dapat berjalan dengan baik, sukses, dan lancar...

Dan untuk beberapa hari kemudian, secara rutin saya juga masih melakukan meditasi kristal untuk mengobati sisa-sisa luka yang ada di hati saya...

Siapapun bisa marah, termasuk juga saya dan juga anda... Namun, sebesar apapun energi marah yang kita alami, dinginkanlah dengan energi kesadaran... Berhentilah sejenak jangan dulu bereaksi, lalu tarik nafas yang dalam dan hembuskan perlahan.... redakan dulu amarah itu, sebelum api kemarahan itu merembet kemana-mana dan menimbulkan kerusakan yang akan kita sesali dikemudian hari......

Setelah kita dapat berfikir dengan jernih dan dapat bersikap dengan tenang, barulah kita dapat memilih reaksi terbaik apa yang dapat kita lakukan... Demi kebaikan serta kemajuan diri kita sendiri....

Inilah kehidupan...
Walaupun kita tidak bisa memilih pengalaman apa yang akan kita alami nantinya.. Namun kita bebas merdeka untuk memilih reaksi apa yang akan kita lakukan dalam menghadapi pengalaman tersebut...

Karena nasib hidup kita adalah di tangan kita sendiri dan Tuhan. Maka kelola pikiran, hati, sikap, dan perbuatan kita sehingga senantiasa dalam performa yang excellent dan bergetar dalam vibrasi yang baik. Dan selebihnya, serahkan segala urusan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan...

Itulah Sikap Saya Dalam Menghadapi Fitnah, dan sebagai perwujudan rasa syukur saya kepada Allah swt. atas pelajaran kehidupan yang diberikan kepada saya. Maka saya kemudian membagikan Tips Meditasi Kristal Yang saya gunakan untuk meredam badai fitnah tersebut kepada semua sahabat.

Jadi, Alih-alih saya mengeluh terhadap masalah itu, saya justru berbagi tips Tata Cara Meditasi Kristal beserta berbagai manfaat positifnya secara gratis di akun Facebook saya. Itulah Sikap Saya Dalam Menghadapi Fitnah.

Dan bagi anda yang berminat, Silahkan Download eBook PANDUAN MEDITASI KRISTAL di sini....  http://www.naqsdna.com/2016/02/meditasi-kristal-merubah-energi-negatif.html

Sekian tulisan saya kali ini, terima kasih telah meluangkan waktu untuk membacanya, dan semoga tulisan ini dapat menjadi inspirasi untuk anda,

Salam.


Edi Sugianto
(Founder NAQS DNA Institute)

SMS/WA : +62 812 3164 9477
HP / Telegram Messenger : +62 822 3458 3577
Pin BB : 7ccd0ca5
Twitter : @edi5758
Facebook : https://www.facebook.com/haryopanuntun
Google Plus : +Edi Sugianto, C.Ht., MNLP

Silahkan SHARE / BAGIKAN jika anda merasa artikel ini bermanfaat, dan jika anda mau COPAS Artikel ini, sertakan Linknya, agar ada yang bertanggung jawab atas isinya. Terima Kasih.



Sikap Saya Dalam Menghadapi Fitnah Sikap Saya Dalam Menghadapi Fitnah Reviewed by Edi Sugianto on 15.07 Rating: 5

1 komentar:


kelas Gendam Online
Diberdayakan oleh Blogger.