Konsep Dasar NAQS DNA


MAS EDDY SUGIANTO
FOUNDER  KUANTUM CAHAYA NAQS DNA
Sebagaimana kita ketahui saat ini marak bertebaran pelatihan yang sifatnya untuk pengembangan dan peningkatan kualitas diri dan kehidupan. Maka itu telah lahir penemuan revolusioner penyembuhan alami secara holistik yaitu Penyembuhan Diri Sendiri dan Orang Lain untuk segala penyakit Kuantum Cahaya NAQS DNA. Metode Kuantum Cahaya NAQS DNA sekaligus juga meningkatkan kualitas diri agar lebih positif, percaya diri, menjadikan aura tubuh memancar kuat sehingga membuka rejeki, keberuntungan dan kemakmuran bagi praktisinya. Bahkan dengan berlatih metode Kuantum Cahaya NAQS DNA ini akan menjadi suatu berkah bagi para praktisinya karena akan melahirkan sebuah revolusi di bidang spiritual yang dapat membantu untuk meningkatkan spiritualitasnya dengan cara yang mudah, aman, rasional, dan cepat.

Kuantum Cahaya NAQS DNA (Neuro Atomic Quanta System Deo Nadi Adham) berdiri di atas SINERGI 3 dasar keilmuan yaitu :
  1. Ilmu Spiritual
  2. Ilmu Metafisika
  3. Ilmu Neuro Linguistik Programming (NLP)
Ilmu Spiritual
Metode Olah Spiritual Kuantum Cahaya NAQS DNA adalah Sebuah Revolusi spiritual untuk mengembangkan potensi kecerdasan spiritual manusia dan jati diri manusia agar tumbuh & berkembang menuju kesempurnaan hakikat kemanusiaannya menjadi manusia sempurna yang berderajat Insan Kamil, menjadi manusia sempurna baik lahir maupun batin, sehingga mampu menduduki derajat Kholifah Bumi, untuk menjadi manusia yang sempurna maka manusia harus terlebih dahulu pernah mengalami kelahiran kedua. Kelahiran pertama merupakan kelahiran jasmani sedangkan kelahiran kedua adalah kelahiran ruhani. Yakni terbukanya matahati untuk menerima pancaran ‘Nur makrifatullah’.
  1. Ma'rifatullah (Mengenali kehendak Tuhan)
  2. Ma'rifatun Nafs (Mengenali Siapa Diri Sejati)
  3. Ma'rifatul Kaun (Mengenali Sunnatullah)
  4. Ma'rifatun Naas (Mengenali Karakter Diri dan Sesama)
Pencerahan Ruhaniyyah hanya dapat didapatkan dengan evolusi spiritual, yaitu peningkatan spiritualitas dari maqom kehidupan yang berorientasi jasmaniah menuju kehidupan yang berorientasi Ruhaniyah. Hal ini dimaksudkan untuk perluasan kesadaran menuju kesadaran yang lebih tinggi dari sekedar kesadaran sebagai makhluk fisik. Kesadaran ruhaniyyah ini begitu penting untuk peningkatan kualitas spiritual manusia.

Olah spiritual untuk pemurnian dan pembersihan diri menuju kesucian merupakan prasyarat pendekatan kepada Tuhan Yang Maha Suci. Pembersihan diri ditujukan untuk pembersihan diri dari berbagai bentuk energi negatif (penyakit fisik, psikis, dan energi negatif yang menghambat spiritualitas) . Pembersihan diri dari energi negatif dalam bentuk apa pun dan peningkatan spiritualis adalah tujuan dari Olah spiritual.

ILMU METAFISIKA
Metafisika (Bahasa Yunani: μετά (meta) = "setelah atau di balik", φύσικα (phúsika) = "hal-hal di alam") adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas. Metafisika mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah sumber dari suatu realitas? Apakah Tuhan ada? Apa tempat manusia di dalam semesta?

Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai kategorisasi benda-benda di alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga berupaya memperjelas pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan, kebendaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat, dan kemungkinan.

Penggunaan istilah "metafisika" telah berkembang untuk merujuk pada "hal-hal yang di luar dunia fisik". "Toko buku metafisika", sebagai contoh, bukanlah menjual buku mengenai ontologi, melainkan lebih kepada buku-buku mengenai ilmu gaib, pengobatan alternatif, dan hal-hal sejenisnya.

Aristoteles adalah orang pertama yang memahami sederet persoal­an yang tidak termuat dalam berbagai ilmu pengetahuan (sains), balk yang berkaitan dengan alam (thabi’ah), matematika, etika, sosial, ataupun logika. Dan ia menyadari bahwa ilmu tersebut harus dipisahkan dan mandiri.

Sebenarnya istilah metafisika diberikan oleh Andronikos yang mana menyikapi atas karya-karya Aristoteles yang kebanyakan membicaran hal-hal di luar fisik. Metafisika kemudian dibedakan dari ontology oleh Cristian wolf dengan membatasi ruang lingkup kajian metafisika yaitu realitas supra-indrawi

Menurut wolf metafisika pada dasarnya memiliki tiga obyek kajian antara lain:
  1. Kosmologi (semesta)
  2. Psikologi (jiwa)
  3. Theologi (Tuhan)
Manusia mempunyai beberapa pendapat mengenai tafsiran metafisika.
  1. Supernaturalisme : Tafsiran yang pertama yang dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat hal-hal gaib (supernatural)dan hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata. Pemikiran seperti ini disebut pemikiran supernaturalisme. Dari sini lahir tafsiran-tafsiran cabang misalnya animisme.
  2. Naturalisme : Selain paham di atas, ada juga paham yang disebut paham naturalisme. paham ini amat bertentangan dengan paham supernaturalisme. Paham naturalisme menganggap bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat gaib, melainkan karena kekuatan yang terdapat dalam itu sendiri,yang dapat dipelajari dan dapat diketahui. Orang-orang yang menganut paham naturalisme ini beranggapan seperti itu karena standar kebenaran yang mereka gunakan hanyalah logika akal semata, sehingga mereka mereka menolak keberadaan hal-hal yang bersifat gaib itu.
  3. Materialisme : Paham materialisme menganggap bahwa alam semesta dan manusia berasal dari materi. Salah satu pencetusnya ialah Democritus (460-370 S.M). Adapun bagi mereka yang mencoba mempelajari mengenai makhluk hidup. Timbul dua tafsiran yang masing saling bertentangan yakni paham mekanistik dan paham vitalistik. Kaum mekanistik melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup) hanya merupakan gejala kimia-fisika semata. Sedangkan bagi kaum vitalistik hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara substansif dengan hanya sekedar gejala kimia-fisika semata. Berbeda halnya dengan telaah mengenai akal dan pikiran, dalam hal ini ada dua tafsiran yang juga saling berbeda satu sama lain. Yakni paham monoistik dan dualistik. sudah merupakan aksioma bahwa proses berpikir manusia menghasilkan pengetahuan tentang zat (objek) yang ditelaahnya. Dari sini aliran monoistik mempunyai pendapat yang tidak membedakan antara pikiran dan zat.keduanya (pikiran dan zat) hanya berbeda dalam gejala disebabkan proses yang berlainan namun mempunyai subtansi yang sama. Pendapat ini ditolak oleh kaum yang menganut paham dualistik. Dalam metafisika, penafsiran dualistik membedakan antara zat dan kesadaran (pikiran) yang bagi mereka berbeda secara substansif. Aliran ini berpendapat bahwa yang ditangkap oleh pikiran adalah bersifat mental. Maka yang bersifat nyata adalah pikiran, sebab dengan berpikirlah maka sesuatu itu lantas ada.
Jadi pada prinsipnya ilmu Metafisika adalah ilmu yang mempelajari Hakikat dari segala realitas yang ada.

Ilmu Neuro Linguistic Programming ( NLP )
Neuro-Linguistic Programming (NLP) adalah model komunikasi interpersonal dan merupakan pendekatan alternatif terhadap psikoterapi yang didasarkan kepada pembelajaran subyektif mengenai bahasa, komunikasi, dan perubahan personal. Dikembangkan pertama kali oleh Richard Bandler (pakar psikologi dari University of California) dan John Grinder (pakar linguistik), metode ini muncul pertama kali saat mereka meneliti para great performers (kebetulan dalam penelitian ini, profesi para great performers yang diriset adalah para ahli terapis yang sukses. Dalam riset ini, digunakan tiga terapis sukses sebagai responden, yakni : Virginia Satir, Milton Erickson dan Fritz Perls). Pertanyaan kunci Bandler dan Grinder adalah : mengapa tiga terapis ini menjelma menjadi terapis hebat nan ekselen? Apa pola komunikasi, konfigurasi bahasa, dan model perilaku yang dipraktekkan ketiga terapis itu sehingga mereka menjadi sukses dalam menangani para kliennya?

Nah, serangkaian temuan yang di ekstrak dari riset panjang itu lalu mereka olah dan racik menjadi metode NLP. Esensi dasar dari metode ini sebenarnya adalah optimalisasi pendayagunaan belief (neuro), pola komunikasi (linguistic) dan model perilaku agar kita bisa menuju kinerja yang ekselen. Nah, disini NLP kemudian juga menyodorkan serangkaian metode yang bisa dilakukan agar pola belief dan pola perilaku kita menjadi lebih efektif; dan pada gilirannya mampu menjadikan diri kita lebih optimal kinerjanya.

Secara semantik makna Neuro Linguistic Programming (NLP) adalah :
  1. Neuro merujuk pada otak / pikiran, bagaimana kita mengorganisasikan kehidupan mental kita. Dapat diartikan sebagai berbagai mekanisme yang dilakukan individu dalam menginterpretasikan informasi yang didapat melalui panca indra dan berbagai mekanisme pemprosesan selanjutnya di pikiran.
  2. Linguistic adalah mengenai bahasa, bagaimana kita menggunakan bahasa untuk mencipta makna dan pengaruhnya pada kehidupan kita. Ditujukan untuk menjelaskan pengaruh bahasa yang digunakan pada diri maupun pada individu lain yang kemudian membentuk pengalaman individu akan lingkungan.
  3. Programming adalah mengenai urutan proses mental yang berpengaruh atas perilaku dalam mencapai tujuan tertentu, dan bagaimana melakukan modifikasi atas proses mental itu. Dapat diartikan sebagai berbagai mekanisme yang dapat dilakukan untuk melatih diri seorang individu (dan individu lain) dalam berpikir, bertindak dan berbicara dengan cara baru yang lebih positif. Walaupun pikiran individu telah memiliki program “alaminya”, yang didapat baik melalui pewarisan secara genetis maupun melalui berbagai pengalaman, individu tetap dapat melakukan pemrograman ulang sehingga dapat bertindak lebih efektif.
Melalui NLP kita bisa melakukan coding suatu perilaku unggul manusia dan memetakannya dalam suatu pola-pola inti tertentu. Pola-pola inilah yang kemudian disusun ulang dengan urutan dan kombinasi tertentu akan menjadi model of excellence yang dengan mudah untuk diduplikasikan kepada orang lain.

Beberapa nama besar yang tercatat menggunakan ilmu NLP dalam meraih kesuksesannya adalah : Bill Clinton, Andre Agassi, Lady Di, dan Nelson Mandela, dan masih banyak lagi.

NLP semula dikembangkan sebagai salah satu perangkat psychotherapeutic. Namun kemudian memperoleh kredibilitas ketika diaplikasikan pada berbagai bidang, seperti bisnis, komunikasi dan lainnya. NLP juga sangat bermanfaat ketika digunakan pada pengembangan pribadi maupun pada proses belajar dan mengajar yang efektif.
Konsep Dasar NAQS DNA Konsep Dasar NAQS DNA Reviewed by Edi Sugianto on 04.09 Rating: 5

Tidak ada komentar:


kelas Gendam Online
Diberdayakan oleh Blogger.