Menembus Dimensi Ruang & Waktu seri 2 (Merubah Masa Lalu)
MERUBAH JEJAK MASA LALU
MENITI MASA KINI
MERAJUT MASA DEPAN
Apa yang terjadi hari ini adalah buah dari perbuatan kita di masa lalu.
Dan apa yang terjadi besok adalah buah dari perbuatan kita di masa kini.
Inilah Lingkaran Karma Kehidupan.
Karena pada umumnya manusia bertindak atas dasar kondisi yang ada saat ini, maka langkah di masa lalu bisa mempunyai efek permanen hingga mempengaruhi masa depan.
Maka terjadilah lingkaran kehidupan yang disebut "Lingkaran Setan" atau "Lingkaran Neraka" dan "Lingkaran Malaikat" atau "Lingkaran Surga".
Masa muda adalah masa yang indah untuk berbuat semaunya, tanpa berfikir apa akibatnya di hari depannya nanti. Dan ketika darah muda yang menggejolak lepas tidak terkendali, maka banyak perbuatan negatif atau perbuatan sia-sia yang terjadi di masa itu. Dan sebagai akibatnya di masa kini adalah kita akan terjebak pada "Lingkaran Neraka" kehidupan yang tidak menentu, terhempas kesana-kemari oleh gelombang kehidupan. Hanya karena kurangnya persiapan dan salah langkah di masa muda.
Nah....Bagaimana kita mau merajut masa depan bila keputusan hari ini ternayata masih juga salah karena bekas masa lalu masih mempengaruhi kita dalam melangkah. Maka cara terbaik adalah kita harus mematahkan lingkaran setan itu dengan merubah peristiwa di masa lalu kita. Bahkan segala peristiwa sejak kita di lahirkan. Dan memulai sebuah lingkaran baru yang positif yaitu Lingkaran Surgawi. Tapi mungkinkah itu bisa dilakukan...???
Mengubah kejadian yang sudah berlalu, jelas tidak mungkin bisa dilakukan. Tapi menghapus jejak negatif atau energi negatif buah masa lalu tentu masih bisa dilakukan. Sehingga jejak negatif dan pahitnya masa lalu tersebut tidak sampai memunculkan buah yang pahit pula di masa kini & masa depan. Caranya Yaitu dengan memasuki "ZONA KUANTUM ENERGI" dimana batasan Ruang dan waktu menjadi hilang.
Namun anda jangan mengartikan memasuki zona kuantum dengan Perjalanan Astral Ke masa lalu. Karena perjalanan astral tersebut tidak ada pengaruhnya apapun terhadap perbaikan karma negatif. Yang saya maksud adalah kita cukup meresonansikan Energi Ilahi ke masa lalu dan masa depan kita untuk meningkatkan vibrasi energi serta memurnikan keseluruhan jejak energi yang terekam di dalam buku kehidupan kita. Sehingga diperoleh Medan Energi yang tepat untuk bergerak di "Lingkaran Malaikat" atau "Lingkaran Surga".
Jejak Energi atau Karma masa lalu di sebut juga dengan PAHALA & DOSA.Tekhnik Merubah Karma Negatif 'Ala Rasulullah SAW :
Jejak Energi Negatif disebut dengan DOSA.
Dan jejak energi positif disebut dengan PAHALA.
Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bahwa sesungguhnya Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Sholat lima waktu dan (sholat) Jum’at ke (sholat) Jum’at serta dari Ramadhan ke Ramadhan semua itu menjadi penghabus (dosanya) antara keduanya selama ia tidak terlibat dosa besar.” (HR Muslim 2/23)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, r.a. bahwa Nabi saw. bersabda:
“Barangsiapa mengucapkan ‘ Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syaarikalahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir‘ seratus kali akan memperoleh ganjaran sebagaimana membebaskan sepuluh budak, dan seratus kebaikan akan dicatatkan atasnya, dan seratus dosa akan dihapuskan dari catatan amalnya, dan ucapan tadi akan menjadi perisai baginya dari Syaithan pada hari itu hingga malam hari, dan tak ada seorangpun yang bisa mengalahkan amal kebaikannya kecuali orang yang melakukan amal yang lebih baik darinya.” [Shahih Bukhari]
“Barangsiapa yang membaca Subhanallah sehabis tiap bershalat -wajib- sebanyak tiga puluh tiga kali dan membaca Alhamdudillah sebanyak tiga puluh tiga kali dan pula membaca Allahu Akbar sebanyak tiga puluh tiga kali dan untuk menyempurnakan keseratusnya ia membaca: La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadir, maka diampunkanlah untuknya semua kesalahan-kesalahannya, sekalipun banyaknya itu seperti buih lautan.” [Shahih Muslim]
"Siapa yang berhaji lalu tidak berkata keji dan berbuat kefasikan maka kembali seperti hari ibunya melahirkannya" (HR Al Bukhori)
"Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman: Sungguh Aku bila menguji seorang hambaKu yang mukmin, lalu ia memujiku atas ujian yang aku timpakan kepadanya, maka ia bangkit dari tempat tidurnya tersebut bersih dari dosa seperti hari ibunya melahirkannya" (HR Ahmad dan dihasankan Al Albani dalam Silsilah Al Ahadits Al Shohihah no. 144).
“Puasa hari Arafah ( 9 Dzulhijjah ) menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharram) menebus dosa setahun yang telah lewat.” (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Abi Qotadah)
KISAH MENEMBUS RUANG & WAKTU DI ZAMAN RASULULLAH
Ketika Nabi Muhammad saw selesai bermi’raj, beliau menceritakan kejadian2 yang baru saja dialami. Banyak pengalaman dan pemandangan di dimensi lain, dimensi yang ruang dan waktunya berbeda dengan dimensi yang beliau alami. Bagaimana mungkin Nabi yang masih hidup berjumpa dengan Nabi Adam as, Nabi Nuh as, Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as dan seluruh Nabi2 yang terdahulu. Semuanya dilakukan hanya dengan memakan waktu satu malam. Menurut logika memang tidak mungkin. Tapi beliau kan Nabi, apa saja boleh terjadi sesuai dengan kehendak dan izin Allah swt, Dzat yang menguasai seluruh dimensi yang ada di jagat raya ini.
Selesai bercerita, sahabat yang percaya kepada Nabi terus saja mengatakan bahwa kejadian itu benar adanya. Bahkan Abu Bakar ra mengatakan bahwa dia percaya lebih daripada itu. Sedangkan kelompok Abu Jahal, Abu Lahab dan konco2nya menolak kejadian itu telah berlaku pada diri Nabi Muhammad saw.
Ada seorang sahabat yang merasa ragu tentang kejadian isra’ mi’raj ini. Tetapi dia diam saja tak memberi komentar apa2. Tuhan telah memberi cobaan pada dia. Ceritanya begini :
Sesampainya di rumah, didapatinya istrinya sedang memasak untuk makan malam. Maka si sahabat ini pun minta izin untuk pergi mandi. Sesampainya di tempat pemandian ia pun terkejut, ia sudah berada di dimensi yang lain, dimensi yang ruang dan waktunya berbeda dengan yang biasa ia alami bersama istrinya. Suasana pemandian begitu terasa asing, tetapi indah dan nyaman.
Tiba2 pula ia telah berubah keadaan tubuhnya. Tubuhnya yang laki2 itu telah diubah oleh Allah menjadi seorang wanita yang cantik dan molek. Singkat cerita akhirnya ia dikawin oleh pemuda di sana di dimensi yang lain itu. Dari perkawinannya itu ia mendapat dua orang anak yang lucu2.
Suatu petang ia pun kembali hendak mandi ditempat yang sama dengan kejadian awal dia datang. Tiba2 suasana pun berubah lagi seperti kejadian yang lama. Kain dan alat mandinya pun masih tersimpan ditempat yang lama juga.
Kemudian ia pun pulang ke rumahnya yang lama. Didapatinya istrinya masih memasak. Apa kata istrinya ? Cepat benar mandinya Bang ! Si suami diam saja, kejadian yang baru di alaminya tidak diceritakan kepada siapapun termasuk kepada istrinya, tidak juga diceritakan kepada Nabi Muhammad saw.
Begitulah cara Allah memberi tahu kepada orang yang meragukan kejadian isra’ mi’raj nya Nabi saw.
Pada suatu ketika ada majelis ta’lim di mesjidnya Nabi Muhammad saw. Tiba2 saja ada seorang lelaki yang bertanya kepada Nabi, bagaimana rasa sakitnya seorang perempuan melahirkan anak . Dengan senyum Nabi menyilahkan lelaki yang baru dapat pengalaman di dimensi lain menjadi seorang wanita untuk bercerita.
Maka lelaki inipun dengan terpaksa menceritakan pengalaman yang baru dialaminya. Ia meninggalkan istrinya sekitar 10 menit saja, tetapi Allah telah membuat banyak kejadian pada dirinya di dimensi yang lain. Dalam waktu 10 menit ia merasakan waktu sekitar 3 tahun sampai ia melahirkan 2 orang anak.
Betapa banyak dimensi ruang dan waktu yang ada di jagat raya ini hanya Allah yang Maha Tahu. Mungkinkah setiap orang akan mempunyai dimensi ruang dan waktu yang berbeda sesuai dengan amalan masing2. Hanya Allah yang tahu. Ada yang merasa di alam kubur itu hanya semalam saja, ada yang merasa ribuan tahun berada di alam kubur.
Begitu juga di surga nanti, seorang lelaki penduduk surga izin keluar sebentar saja dari bilik istrinya. Di luar bilik, ia bermain2 sampai ratusan tahun, tetapi sekembalinya ia ke bilik istrinya. Kata istrinya, kenapa sebentar sekali ia berjalan2 di surga yang luasnya seluas langit dan bumi ?
Apakah Catatan Amal dan Filsafat Keberadaannya?
[www.telagahikmah.org] Dalam surat Al-Isra’ [17], ayat 13 disebutkan, “Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya [sebagaimana tetapnya kalung] pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada Hari Kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. ‘Bacalah kitabmu ....’”
Pertanyaannya, apakah catatan amal ini dan apakah tujuan dari diadakannya?
Dari kumpulan ayat-ayat dan riwayat-riwayat dapat dipahami bahwa seluruh amal manusia secara detail akan tercatat dengan baik di dalam catatan amal mereka. Dan di Hari Kiamat, sekiranya ia telah berbuat kebaikan, ia akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanan, dan apabila ia telah melakukan keburukan, ia akan menerima catatan amalnya dengan tangan kiri.
Tanpa syak, catatan amal ini bukan dari jenis kitab dan buku biasa. Oleh karena itu, sebagian mufassir berkata bahwa catatan amal ini tidak lain adalah “Ruh Insan” yang merekam seluruh amal dan perbuatan manusia.[1] Sebab, setiap amal yang kita perbuat, mau tidak mau, akan menyisakan kesan pada ruh kita. Atau, catatan amal ini adalah anggota tubuh kita, bahkan kulit kita, bahkan tanah, udara, dan ruangan yang di dalamnya kita melakukan amal dan perbuatan. Karena amal kita yang telah lalu berperan pada raga kita dan seluruh atom badan kita, lalu bereaksi pada tanah dan udara. Kendati kesan ini bukanlah sesuatu yang dapat dirasakan, namun jelas sekali bagaiman kuatnya kesan tersebut. Dan kita kelak pada suatu hari dapat melihat dan membacanya.
Kata “membaca” jangan sampai menyelewengkan kita dari apa yang disebutkan oleh tafsir di atas. Sebab, membaca juga memiliki pengertian yang luas; mencakup setiap jenis penyaksian. Umpamanya, dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap berkata: “Dari matanya, aku membaca keputusan apa yang akan diambil", atau ”Aku melihat dampak amalan yang dilakukan si fulan itu". Dalam konteks ini, kita juga menggunakan kata membaca. Begitu pula, kini kata ini digunakan umum dalam pengambilan foto dari orang sakit.
Berangkat dari sini, kita membaca di dalam Al-Qur’an bahwa tulisan-tulisan catatan amal ini sama sekali tidak dapat dinegasikan. Karena, semua itu adalah dampak hakiki dan kausal dari amal itu sendiri, ibarat suara manusia atau gambar yang telah direkam dan diambil, atau dampak dari sidik jarinya.
Filsafat Catatan Amal
Tak syak lagi bahwa penjelasan yang luas ihwal catatan amal yang terdapat dalam berbagai ayat dan riwayat, khususnya yang berkaitan dengan seluruh rincian perbuatan, ucapan, dan niat, tercatat secara utuh di dalamnya. Maksud utama dari catatan amal semua itu adalah efek edukatif. Berulang kali telah kami katakan bahwa Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa seluruh ajaran-ajaran hak ini digunakan sebagai media tahdzîb al-Nafs, penyempurnaan ruh, penguatan fondasi-fondasi moral dan takwa. Selain itu, catatan amal juga memberikan peringatan kepada manusia untuk berhati-hati atas ucapan dan perbuatannya, karena segala sesuatunya tercatat, dan kelak pada Hari Kiamat akan ditunjukkan kepadanya secara lengkap dan utuh.
Benar bahwa kekuasan ilmu Tuhan berada di atas semua ini. Barangsiapa yang memiliki iman yang sempurna terhadap kekuasaan ilmu Tuhan dan kehadiran wujud-Nya di segala ruang dan waktu, niscaya ia tidak memerlukan kepada catatan amal. Akan tetapi pada umumnya manusia, hal itu dapat menjadi efek yang positif baginya.
Seseorang yang mengetahui bahwa tape recorder senantiasa menyertai langkahnya, dan sebuah kamera yang senantiasa meneropong dan mengambil gambarnya, baik ketika sepi dan ramai, lahir dan batin, luar dan dalam dirinya, dan akhirnya, seluruh film dan kaset itu menjadi dokumentasi yang hidup dan tidak dapat diingkari, serta akan dibeberkan pada mahkamah besar keadilan, niscaya ia akan selalu berhati-hati dalam ucapan dan perbuatannya. Dengan ini, kekuatan takwa akan berkuasa pada wujudnya, secara lahir maupun batin.
Meyakini adanya catatan amal yang akan mencatat segala perbuatan yang besar dan kecil, iman kepada para malaikat yang siang dan malam bertugas merekam dan mencatat amal perbuatan manusia, dan iman kepada realitas bahwa di Mahsyar, catatan amal ini akan dibentangkan di hadapan seluruh penduduk Masyhar sehingga seluruh dosa yang tersembunyi akan nampak jelas dan hal itu akan mempermalukannya di hadapan kawan dan lawan, iman kepada semua itu dapat menjadi faktor pencegah yang luar biasa terhadap perbuatan dosa.
Sebaliknya, catatan amal orang-orang yang melakukan kebaikan akan menjadi penyebab kehormatan dan kewibawaan mereka. Bahkan, dari perumpamaan kaset dan film yang disebutkan di atas, hal itu lebih utama, tinggi, dan lebih berpengaruh. Motivasi penting semacam ini akan menjadi pendorong perbuatan baik. Akan tetapi, terkadang iman lemah dan terkadang juga hijab lalai akan menjadi penyebab jauhnya manusia dari realitas penting ini. Kalau tidak, iman terhadap kaidah Al-Qur’an ini sudahlah memadai untuk mendidik manusia.[2]
[1] Tafsir ash-Shâfî.
[2] Tafsir Payâm-e Qur’ân, jilid 6, hal. 107.
PUASA HARI LAHIR (PUASA WETON)
Sahabat, ada yang Faham Dengan Puasa Weton ndak...?
Dalam falsafah Jawa, Setiap weton atau hari lahir mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk menetralkan sifat negatif dan membuang “senggkala” atau kesialan dalam kehidupan yang terkait dengan weton kita itulah maka puasa weton dilakukan.
Nabi ditanya tentang puasa hari Senin lalu beliau menjawab, “Itu adalah hari dimana aku dilahirkan, dan hari dimana aku diutuskan sebagai Nabi, atau dimana diturunkannya wahyu pertama padaku”. (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’i, sanadnya shahih).
Dalam bahasa Jawa “Weton” berasal dari kata dasar “Wetu” yang bermakna “keluar” atau lahir. Kemudian mendapat akhiran –an yang membentuknya menjadi kata benda. Yang disebut dengan weton adalah gabungan antara hari dan pasaran saat bayi dilahirkan kedunia. Misalnya Senin Pon, Rabu Wage, Jumat Legi atau lainnya. Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon adalah nama-nama pasaran.
Jadi pengertian Puasa Weton adalah puasa yang dilakukan pada hari kelahiran berdasarkan perhitungan kalender Jawa yang berputar selama 35 hari. Artinya diperingati setiap 35 hari sekali. Berbeda dengan acara ulang tahun yang diperingati setahun sekali.
Di kalangan masyarakat muslim dan pesantren, puasa weton ini biasanya dilakukan lebih dari 1 hari, ini untuk memberi solusi bagi mereka yang wetonnya jatuh pada hari-hari yang dilarang berpuasa di hari-hari tertentu seperti hari Jumat tanpa disertai puasa hari yang lain (Al Hadist). Dan itu sah-sah saja. Tidak ada sesepuh yang melarangnya. Selama suatu tradisi membawa manfaat baik, memang harus dilestarikan.
Manfaat Ritual Weton
Dari penghayatan dan pengamalan ritual weton yang luhur ini tentu akan membawa dampak baik bagi para pengamalnya. Antara lain :
- Sebagai tanda syukur kepada Tuhan YME dan rasa terimakasih kepada kedua orang tua. Meningkatkan iman kepada Tuhan, dan berbakti kepada orang tua.
- Sebagai salah satu momen untuk berintropeksi diri, bermuhasabah mengenal diri sendiri, ingat kembali kepada kodrat dan tugas sebagai manusia di muka bumi.
- InsyaAllah, dari pengalaman telah terbukti dapat membawa dampak baik bagi kerejekian para pengamalnya. Akan membuka pintu rejeki yang luas dari segala penjuru mata angin.
- Diberikan keselamatan dari segala macam bahaya yang nyata maupun magis (sihir).
- Sebagai penebus dosa dan pembebas karma negatif yang pernah dilakukan semasa hidupnya sejak dia mulai dilahirkan.
- Dan berbagai manfaat positif lainnya sesuai dengan penghayatan yang bisa dicapai oleh para pengamalnya.
- Semua bisa terjadi bila semata-mata ada rahmat dari Tuhan Yang Maha Welas Asih.
►CONTOH AMALAN PUASA WETON
ASMA’ KURUNG ► Amalan Puasa WETON (hari kelahiran)
yang berkhasiat untuk Anti Sihir dan Kejahatan Magis lainnya
Sihir adalah perbuatan yang diluar dari adat kebiasaan yang sengaja dikerjakan dengan jalan bermacam-macam cara (diluar ajaran agama) dengan mendayagunakan bantuan dari JIN dan syetan.
Sihir bisa pula berarti tipuan atau khayalan yang hakekatnya tidak ada sama sekali, sebagaimana yang biasa dikerjakan oleh para tukang sulap. Sedangkan “santet” merupakan bagian dari sihir. Istilah santet lebih dikenal sebagai perbuatan untuk menyakiti atau membinasakan orang lain melalui ilmu ghaib.
Tak sedikit orang yang celaka akibat kekuatan jahat ini. Sehingga bagi orang awam, sihir dan santet dipandang sebagai sesuatu yang sangat ditakuti. Namun karena sihir dan santet adalah batil / sesat / jahat, maka ia dapat ditangkal dengan sesuatu yang Haq (benar) yang datang dari Allah SWT.
Agar kita terhindar dari pengaruh sihir dan kejahatan magis lainnya, selain terus beribadah mendekatkan diri kepada Tuhan YME, anda dapat melakukan amalan Asma Kurung yang disertai Puasa Weton.
Maksud Puasa Weton adalah puasa yang dilakukan pada hari kelahiran anda berdasarkan kalender Jawa. Misalnya Senin Pon, Rabu Wage, Jumat Legi atau lainnya. Untuk selengkapnya bisa anda simak di Kajian Puasa Weton.
AMALAN ASMA’ KURUNG
- Lakukan Puasa saat tiba Weton anda.
- Pada malam harinya, tidak boleh tidur hingga terbit matahari (tetapi boleh makan apa saja).
- Setelah sholat Subuh, bacalah Ayat suci berikut ini (Quran S. At Taubah ayat 128-129) terus menerus hingga matahari terbit :
“Laqod jaa-akuum rosulum min anfusikum Aziizun Alaihi maa Anittum Hariishun Alaikum bil mu’miniina Ro-uufur rohim.
Fain tawallaw faqul Hasbiyallahu la ilaha illa Huwa alaihi tawakaltu wa huwa Robul Arsyil Azhiim.”
Karena khasiat yang dirasakan oleh para pengamal ayat suci ini ternyata dapat mengurungkan segala niat jahat. Maka amalan ini lalu dikenal sebagai Asma Kurung.
Contoh mengamalkan :
Misalnya Weton anda jatuh Selasa Kliwon. Maka pada hari Senin sore (sebelum Maghrib) anda bersuci dengan cara mandi Jinabat (mandi besar). Kemudian terhitung mulai Maghrib itu sampai Matahari terbit dihari Selasa diusahakan tidak tidur. Tetapi boleh makan-minum dan bersahur. Isilah malam tersebut dengan memperbanyak ibadah, dzikir atau tafakur (semedi). Kemudian hari Selasa itu anda berpuasa seperti puasa Ramadhan.
Catatan :
- Di hari-hari selanjutnya ayat tersebut cukup dibaca 7 kali di Pagi dan Sore (setelah Subuh dan Maghrib).
- Arti ayat diatas : “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung”.
- Bagi anda yang nonmuslim Rafal Doa Keselamatan bisa diganti lafal doa sesuai ajaran agama anda masing-masing.
- Jika diamalkan secara rutin, kita akan dijauhkan dan terlindungi dari sihir dan kejahatan magis. Dikaruniai ketentraman dan keharmonisan keluarga serta diberi umur panjang yang barokah. InsyaAllah.
Wallahu a’lam bish-shawabi
Menembus Dimensi Ruang & Waktu seri 2 (Merubah Masa Lalu)
Reviewed by Edi Sugianto
on
03.59
Rating:
sederhana sekali, lebih tepatnya ada didalam Al Quran, yaitu sholat mencegah perbuatan keji dan mungkar untuk menjawab paragraf pertama dan tentang sihir Ain yang tidak bisa merubah masa lalu tetapi hanya berpusat orang pesugihan mengorbankan orang atau bisa jadi ilmu Nyipelet memakan korban untuk menjawab lingkaran setan/lingkaran surga. itulah yang saya cermati yang terjadi dikehidupan sosial kemasyarakatan.
BalasHapus