Limiting Belief, Sebuah Penjara Pikiran

Anda tentu sudah tahu seekor gajah, bukan...?
Seekor gajah dewasa biasanya mencapai berat 5.5 ton – 7.7 ton, di mana mereka sebenarnya mampu menghancurkan sebuah mobil seperti layaknya kita menghancurkan sebuah kaleng minuman. Ironisnya, dengan kekuatan yang luar biasa yang mereka miliki, para gajah sirkus hanya diikat dengan sebuah rantai kakinya dan rantai tersebut ditancap ke tanah dengan hanya sebuah paku besar. Setelah itu, gajah-gajah tersebut tidak bisa melarikan diri.

Apa yang menyebabkan gajah ini tidak bisa melarikan diri?

Jawabannya sederhana. Gajah-gajah ini sejak kecil telah diikat dengan sangat kencang dengan cara yang sama. Kaki mereka diikat ke sebuah rantai dan rantai tersebut dikaitkan ke sebuah paku di tanah. Namun pada saat itu, mereka masih terlalu kecil dan belum memiliki kekuatan untuk mencabut rantai tersebut. Sehingga seberapa besar pun upaya gajah-gajah kecil ini, mereka tidak bisa lepas. Bahkan usaha mereka hanya menghasilkan luka di kaki mereka, karena tergesek oleh rantai terus menerus. Lama kelamaan, hal ini membuat mereka menyerah berusaha. Bahkan sampai mereka dewasa dan telah mempunyai kekuatan untuk melepaskan diri, mereka telah yakin bahwa mereka tidak akan pernah bisa lepas dari rantai tersebut. Oleh karena keyakinan tersebut, mereka tidak bisa lepas dari rantai mereka. Bukan karena mereka tidak memiliki kemampuan, tapi hanya karena tidak pernah lagi mencoba dan berusaha melepaskan diri. Para gajah ini telah terkurung selamanya oleh penjara keyakinan mereka. Itulah Limiting Belief, keyakinan terbatas yang memenjara Potensi diri si gajah.
Hal yang sama sering terjadi dengan diri kita. Saat kita pertama kali mencoba banyak dan gagal. Saat kita mencoba untuk mengikuti pemilihan Ketua Organisasi di sekolah atau di universitas, kemudian kita tidak terpilih. Saat kita mencoba berbicara di depan umum, kemudian kita ditertawakan karena kita grogi. Saat kita mencoba banyak hal lainnya beberapa kali dan tetap gagal. Kita terkadang langsung percaya dan yakin kalau kita tidak akan pernah berhasil lagi setelahnya. Padahal kita selama ini gagal, mungkin hanya karena kita belum mengembangkan suatu kemampuan yang tepat saja. Tetapi keyakinan kita telah terlalu kuat dan menahan kita selamanya pada suatu kondisi, di mana kita tidak dapat menjalankan potensi kita secara maksimal!

Gajah merupakan mamalia terbesar dan terkuat yang hidup di darat (mamalia terbesar di dunia adalah ikan paus). Saat pertama kali mereka terlahir di dunia, mereka sudah ditakdirkan memiliki kelebihan dan kekuatan tersebut nantinya. Tapi para pawang sirkuslah yang membuat mereka menjadi mamalia terbesar dan terkuat di darat, yang tidak bisa lari dari lilitan rantai kecil di kaki mereka. Lingkungan yang membuat mereka tidak berdaya. Kita manusia juga sama. Seringkali “rantai” tersebut bukan kita yang melilitkan, tetapi lingkungan, orangtua, keluarga, pasangan, teman, bahkan masyarakat. Mereka mengatakan dan menanamkan pada diri kita banyak hal yang nantinya akan terus merantai kita selamanya.

Di akhir tulisan saya yang terakhir, saya ada menuliskan bahwa Tuhan sebenarnya telah menganugerahkan kita kemampuan untuk mengatasi semua hambatan dan mencapai semua mimpi kita. Tugas kita hanyalah bagaimana caranya kita percaya, menemukan dan memaksimalkan anugerah Tuhan tersebut. Kata-kata tersebut bukanlah hanya kata-kata motivasi semata, teman-teman. Kata-kata tersebut sangat benar! Kita dilahirkan dengan semua kemampuan untuk sukses!

Untuk lebih jelasnya, mari kita renungkan kembali diri kita atau siapapun yang kita kenal, jauh saat kita masih kecil. Setiap anak kecil, memiliki semua karakteristik yang diperlukan untuk menjadi sukses. Menurut hampir semua buku dan semua pembicara, untuk menjadi sukses kita memerlukan :

KEBERANIAN UNTUK BERMIMPI BESAR,
KEYAKINAN LUAR BIASA,
KREATIVITAS,
KEINGINTAHUAN DAN NIAT BESAR UNTUK BELAJAR ,
PANTANG MENYERAH,
ANTUSIASME.

Fakta yang menarik adalah tidak semua orang dewasa memiliki hal tersebut, tetapi SEMUA ANAK KECIL memiliki hal tersebut!!

Anak kecil selalu mempunyai cita-cita yang terkadang terdengar mustahil atau susah sekali (mau jadi astronot, mau jadi presiden, mau jadi dokter, bahkan mungkin saat ini mereka ingin jadi SUPERMAN, IRON MAN atau X-MEN!). Dan anak-anak itu sangat percaya kalau mereka akan bisa menjadi orang yang mereka idamkan!

Anak kecil selalu memiliki ide-ide kreatif, yang bagi kita terdengar aneh dan masuk akal. Tapi perlu kita ingat teman-teman, semua penemuan terhebat di dunia, dimulai dari ide kreatif yang “aneh”.

Anak kecil juga selalu bertanya dan bertanya. Mereka dipenuhi rasa keingintahuan yang besar dan segera belajar mencari tahu tentang apa yang menarik rasa penasaran mereka. Dan pertanyaan-pertanyaan mereka pun kadang-kadang buat kita mati kutu dalam menjawabnya.

Para manusia “mini” ini juga seorang dengan kegigihan, kekuatan tekad dan pantang menyerah! Anak kecil untuk bisa berjalan dan berlari, telah jatuh berkali-kali, tetapi selalu bangun dan tidak takut untuk kembali melangkah. Kalau mereka ingin sesuatu, terkadang mereka akan dengan segenap kekuatan dan niat, merengek ke orangtua untuk memenuhi keinginan mereka. Jika orangtua masih belum mengijinkan, mereka tidak akan putus asa. Anak-anak itu pasti akan kembali dengan cara yang baru dan unik untuk merengek dan memaksa orangtua. Dan terkadang hampir sebagian besar keinginan mereka berhasil dipenuhi!

Dan yang terpenting mereka selalu menjalani setiap harinya dan setiap kegiatan mereka dengan antusias dan kebahagiaan.

Teman-teman, jika kita waktu kecil telah memiliki semua karakteristik untuk sukses, mengapa saat kita dewasa, kita kehilangan hampir sebagian besar karakteristik tersebut?

Teman-teman, kita seperti layaknya gajah-gajah sirkus, kita telah dirantai oleh lingkungan kita. Sejak kecil, mereka seringkali menjatuhkan vonis tentang apa yang kita bisa dan apa yang tidak mungkin terjadi dalam hidup kita. Kreativitas kita dibunuh oleh lingkungan kita, karena kreativitas kita tidak sesuai dengan norma jalan pikir yang ada.

Sebagai contoh paling sederhana, saat kita menggambar pemandangan, kemungkinan besar kita akan menggambar gunung. Kenapa? Karena dari kecil, lingkungan “memaksa” kita menggambar dengan seperti itu. Ketika kita bermimpi besar, misal jadi pemain bola, orangtua akan bilang “TIDAK MUNGKIN!!”

Terkadang vonis mereka telah sebegitu melekatnya, sehingga seakan-akan itu adalah keyakinan diri kita sendiri. Mereka memang berniat baik ketika berkata seperti itu, mereka hanya ingin memberi “hadiah” kepada kita. Tapi kita harus hati-hati dalam menerima “hadiah-hadiah” keyakinan tersebut. Jangan sampai “hadiah” tersebut merengut seluruh mimpi dan hidup kita. Tugas kita saat ini adalah menemukan kembali keyakinan yang kita miliki saat kecil, dan jangan biarkan semua perkataan orang lain merengut mimpi kita.

LYSA (Let Your Spirit Arise)
Dua orang kakak beradik, Floyd Cunningham (10 tahun) dan Glenn Cunningham (8 tahun), menjadi korban dalam sebuah kebakaran sekolah. Floyd meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Glenn mengalami luka bakar parah pada kedua kakinya. Ia kehilangan hampir semua daging pada kedua lutut dan tulang keringnya, dan kehilangan semua jari telapak kaki kirinya. Para dokter yang menangani Glenn, merekomendasi agar kedua kaki Glenn diamputasi. Hal ini kemudian tidak jadi dilakukan karena Glenn meminta dan memohon kepada kedua orangtuanya untuk tidak mengijinkan para dokter mengamputasi kakinya. Dokter telah memprediksikan dan memvonis bahwa Glenn tidak bisa berjalan lagi.

Tapi dengan keyakinan, tekad dan usaha yang luar biasa (dan pijitan di kaki Glenn dari orangtuanya setiap hari), kurang lebih 2 tahun setelah kejadian tersebut Glenn pertama kalinya mencoba untuk kembali berjalan. Singkat cerita akhirnya Glenn berhasil bisa berjalan, bahkan ia bisa berlari!! Ia memutuskan menjadi atlet lari. Hasil yang diperoleh luar biasa, dari tahun 1932 – 1934, ia memenangi 6 Kejuaraan Lari Indoor. Kemudian di tahun 1936, ia memenangi medali perak di Olimpiade Berlin. Pada tahun 1938, ia mencetak rekor sebagai pelari 1 mill tercepat di dunia (saat ini rekornya sudah dipecahkan oleh beberapa pelari lainnya). Pada tahun yang sama pula, ia meraih gelar doktoralnya dari Universitas New York.
dr. Glenn Cunningham mempunyai nama julukan “the Kansas Flyer”, “ the Elkhart Express” dan “the Iron Horse of Kansas”. Sebuah taman di tempat asalnya, Elkhart, Kansas, diberi nama sesuai dengan namanya sebagai penghargaan untuk dirinya. Dari anak kecil yang sudah divonis tidak akan berjalan sampai menjadi salah satu pelari tercepat di masanya. Glenn Cunningham menunjukkan arti sebuah keyakinan.

Source : The Deadliest Prison on Earth
Limiting Belief, Sebuah Penjara Pikiran Limiting Belief, Sebuah Penjara Pikiran Reviewed by Edi Sugianto on 16.07 Rating: 5

Tidak ada komentar:


kelas Gendam Online
Diberdayakan oleh Blogger.