Struktur Dasar Neo Hipnotis

Struktur Dasar Neo Hipnotis adalah bertumpu pada Kondisi Trance itu sendiri dengan mengamati tanda-tanda Trance pada subjek untuk kemudian melakukan Utilisasi Proses Hipnosis terhadap Fenomena Trance tersebut. Karena hakikat dari Proses Hypnosis adalah suatu proses untuk merubah kondisi kesadaran dari Normal State ke kondisi Hypnosis State.

Hypnosis State (Trance/Hypnos) adalah suatu kondisi dimana manusia cenderung lebih sugestif, sehingga dapat menerima saran-saran yang dapat berubah menjadi nilai-nilai baru. Hypnosis State bervariasi untuk setiap situasi & kondisi, dari mulai tingkatan sugestif ringan (Light) sampai dengan sugestif ekstrim (Deep).

Fenomena Trance adalah suatu kondisi mental dimana perhatian seseorang menjadi sangat terfokus ke dalam dirinya sendiri, Gelombang Otak turun dari Beta ke Alpha dan Theta, serta pikiran bawah sadar (subconscious mind) bekerja lebih dominan dan kita memasuki kondisi Kesadaran yang sangat Sugestif dimana sebuah transformasi diri dapat difasilitasi.

Trance adalah fenomena yang normal dan alami. Dalam aktifitas sehari hari, semua orang sudah sering mengalami trance tanpa disadari, yaitu ketika sedang nenonton film yang menarik, menyetir mobil, berangan-angan, membaca buku, sedang berolah raga, kerja di depan computer dan juga ketika berdansa. Dengan hipnotis anda bisa menuntun seseorang untuk masuk dan keluar dari trance sesuai kehendak anda. Hal ini dapat anda aplikasikan untuk membantu mencapai apa yang mereka inginkan atau juga untuk mengatasi masalah mereka.

Hal yang harus dilakukan dalam Struktur Neo Hipnotis adalah melakukan perubahan kesadaran menuju Trance State, sehingga anda dapat memakai teori apa saja, metode apa saja, atau bahkan melahirkan metode anda sendiri untuk melakukan perubahan kesadaran itu. . Selama metode itu dapat membawa diri anda atau klien anda mengalami kondisi "Trance State" maka prosses Transformasi Diri akan terjadi.

INDIKATOR TRANCE

Ada dua kategori indikator trance yang umumnya ditemui dalam setiap proses hipnosis :
  1. Indikasi Perilaku dan 
  2. Indikasi Emosional. 
Keduanya saling mempengaruhi dan menciptakan bukti fisik yang dapat dilihat oleh mata telanjang asalkan Anda tahu harus melihat kemana. Karena minimnya gerakan tubuh dari subyek, maka Anda perlu mengembangkan kemampuan observasi Anda, sebagaimana terus mengingatkan diri bahwa setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda.Berikut adalah daftar hal-hal yang perlu Anda perhatikan. Sambil membaca, coba ingat baik-baik pengalaman hipnosis Anda.

Terfokus, nyaman, gerakan tubuh minim.
Subyek terlihat berada dalam kondisi yang begitu rileks, sekalipun perhatiannya terfokus pada sebuah titik yang sudah disepakati ataupun suara sang hipnotis. Bola mata tidak bergerak sebebas biasanya, seolah-olah terkunci dan terlihat kering. Ukuran pupil subyek, yakni bagian hitam di tengah bola matanya, cenderung berubah membesar seiring mereka rileks, masuk ke dalam trance.

Kelopak mata berkedut, bergerak layu.
Ini dimulai dengan perubahan refleks kedipan mata, semakin melambat sampai akhirnya nyaris tidak berkedip sama sekali atau disebut mengalami proses katalepsi. Bila ini terjadi, arahkan klien untuk menutup matanya agar dapat merasa nyaman dan meluncur ke trance yang lebih dalam.

Fitur wajah mengendur.
 Kulit dan struktur wajah klien akan berubah menjadi lebih mengendur, simetris dan seimbang, seperti seseorang yang sedang tidur. Kadang klien juga mengalami kedutan otomatis pada otot wajah mereka sebagai indikator tubuhnya sedang melakukan proses relaksasi.

Lambat atau tidak bisa menjawab.
Ini sangat umum terjadi bila klien berada pada tingkat trance yang dalam. Mulai dari membutuhkan waktu lama untuk merespon, sampai tidak bisa dikejutkan oleh suara-suara yang keras. Satu hal lain yang terkait adalah klien sering melakukan refleks menelan udara atau liur lebih banyak daripada biasanya.

Perubahan warna dan suhu badan menurun.
Ini cukup halus, namun dapat dideteksi dengan baik. Ketika klien masuk dalam trance, darah mengalir lebih bebas sehingga kulit terlihat lebih berwarna atau gelap, terutama di bagian tangan dan wajah. Kadang kebalikannya terjadi, kulit menjadi lebih pucat karena darah melalui pembuluh itu terlalu cepat. Kedua respon ini normal dan dapat terjadi bergantian.

Denyut nadi melambat.
Hal ini dapat diamati tanpa perlu menyentuh klien, yakni memperhatikan denyutan halus yang ada di sisi leher di bawah dagunya. Pada saat-saat tertentu, denyut tersebut dapat sejenak meningkat kecepatannya, khususnya apabila klien sedang mengalami imajinasi yang melibatkan ketegangan, semangat, atau rasa takut.

Trance Level Test

Trance level test adalah pengamatan hypnotist untuk mengetahui gelombang otak yang aktif pada klien saat proses hypnosis sehingga hypnotist bisa melakukan langkah-langkah yang seharusnya diambil. Trance level test merupakan bagian sangat penting yang harus dikuasai sebelum mempelajari urutan proses hypnosis. Dengan penguasaan trance level test yang baik kita bisa melihat klien saat masih sadar, trance, “pura-pura” trance, atau bahkan tertidur.

Berikut ini adalah ciri-ciri klien saat mengalami berbagai gelombang :

1. Gelombang Beta
ï½· Mata mulai tertutup
ï½· Kelopak mata berkedip-kedip
ï½· Klien mengikuti instruksi hypnotist
ï½· Pernapasan dada

2. Gelombang Alpha
ï½· Kelopak mata tenang ( pedoman pasti )
ï½· Relaksasi persendian tangan, kaki dan leher
ï½· Pernapasan dada ( pelan dan dalam )
ï½· Mampu menerima gambaran mental yang diberikan hypnotist dengan lebih jelas

3. Gelombang Theta
ï½· Pernapasan perut ( pedoman pasti )
ï½· Relaksasi pada rahang ( terbuka )
ï½· Mata dan hidung mengeluarkan cairan bening (jarang terjadi)
ï½· Terlihat seperti orang tertidur pulas tetapi mampu merespon kalimat dari hypnotist dengan lebih baik
ï½· Pada Theta yang sangat dalam klien bisa mempertahankan trance dengan mata terbuka / somnambulisme
ï½· Terjadi kemampuan mengingat yang berkembang sangat pesat / hipermnesia

4. Gelombang Delta
ï½· Rapport terputus
ï½· Tidur sesungguhnya

Seringkali terdapat gejala REM (Rapid Eye Movement) yaitu kelopak mata klien bergetar dengan sangat cepat. Keadaan REM biasanya terjadi saat klien berada di perbatasan Beta dan Alpha atau sudah dalam kondisi trance saat klien mengalami luapan emosi yang sangat kuat, lakukan deepening untuk mengatasinya.

Kesalahan dalam pengamatan trance level test bisa menyebabkan klien terlepas dari keadaan hypnosis dan tentu saja mengakibatkan kegagalan dalam pelaksanaan hypnosis. Trance hypnosis bisa dicapai dengan berbagai cara. Dari Beta gelombang otak bisa diturunkan menuju Alpha, Theta bahkan Delta maka sebaliknya dari gelombang Delta kita bisa menaikkan menuju Theta, Alpha maupun Beta.

Demikianlah sekilas ulasan kita kali ini mengenai Struktur Dasar Neo Hipnotis yang saya kembangkan. Untuk lebih jelasnya, akan kita praktekkan bersama di Kelas Pelatihan Neo Hipnotis. Untuk Info Training, KLIK DI SINI...
Struktur Dasar Neo Hipnotis Struktur Dasar Neo Hipnotis Reviewed by Edi Sugianto on 04.18 Rating: 5

Tidak ada komentar:


kelas Gendam Online
Diberdayakan oleh Blogger.