Mengapa Ilmu Jadi Tidak Ampuh
Assalamu 'Alaikum Wa Rohmatullahi Wa Barokatuh..
Sahabat, saat ini lagi ngetrend ungkapan "YANG PENTING KHAN HATINYA..." sebagai senjata ampuh untuk menghindari tugas dan tanggung jawab yang bersifat perbuatan... Namun jujurkah perkataan ini....???
Ketahuilah sahabat bahwa Kejujuran adalah modal dasar agar anda menjadi manusia yang Produktif, Efektif, Efisien, & Powerfull. Atau bila diterjemahkan dalam bahasa tradisional yaitu Kejujuran adalah modal dasar untuk menjadi manusia yang Ampuh & Sakti. Kenapa bisa begitu...??
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
Dari Abu Hurairah Ra, ia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan hartamu, tetapi Allah melihat kepada hati dan perbuatanmu.” (HR. Muslim)
Berkata Syaikh Al Albany rahimahullah sebagaimana dalam ta'liqnya atas Riyadhus Shalihin hadits no 8 : "Imam Muslim dan yang lainnya menambahkan dalam riwayatnya 'Wa a'malikum' sebagaimana dikeluarkan dalam 'Ghayatul Marom fi takhrijil Halal wal Haram' (410)
Hadis ini memberi gambaran kepada kita tentang objek penglihatan Allah terhadap hamba-Nya, supaya kita dapat memosisikan dengan baik dan memberikan perhatian yang benar terkait dengan bentuk rupa, harta, hati dan perbuatan.
Bentuk rupa yang indah dan harta yang banyak biasanya menjadi kebanggaan manusia, tetapi ternyata tidak menjadi objek pandangan Allah. Oleh karena itu hendaknya setiap kita jangan sampai terpedaya oleh keduanya, sebab berapa banyak mereka yang dianugerahi dua hal tersebut berakhir dengan kehancuran ketika tidak menunaikan hak-hakNya. sebagaimana Qarun yang hartanya membawanya kepada kehancuran. Atau bentuk tubuh ideal orang-orang munafik Madinah yang membuat kaum muslimin terkagum-kagum, tetapi membawa kerugian bagi pemiliknya.
Hendaknya perhatian lebih kita berikan untuk menata dan membersihkan hati, sebab hati yang bersih merupakan tiket berjumpa dengan Allah Ta’ala dalam keadaan damai, terhindar dari dahsyatnya hari kiamat dan hari dimana harta dan anak-anak tiada guna: “Di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (As Syuaraa [26]: 88-89)
Kemudian berupaya seoptimal mungkin untuk selalu menata perbuatan kita agar selaras dengan apa yang diinginkan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Hadis ini menegaskan jangan sampai rupa yang indah dan harta yang banyak membawa kepada kesombongan. Tetapi hendaknya bersyukur atas kedua nikmat tersebut dengan menunaikan hak-hak yang ada padanya.
Berpenampilan baik yang membuat indah pemandangan adalah termasuk ajaran Islam, sebab Allah Ta’ala adalah Maha Indah dan menyukai keindahan. Demikian halnya dengan harta, ada kewajiban yang harus ditunaikan darinya, berupa zakat, infaq dan shadaqah. Dan patut kita ingat bahwa sebaik-baik harta adalah harta yang ada dalam genggaman orang shaleh.
JUJUR = SELARASNYA HATI, FIKIRAN, & PERBUATAN
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu bersama orang yang benar [jujur]“ (QS. at-Taubah:119) ,
dalam ayat yang lain,
“Agar Allah memberikan balasan kepada yang jujur karena kejujurannya dan mengazab orang munafiq jika ia menghendakinya.” (QS. al-ahzab: 24)
Syaikh al-utsaimin rahimahullah berkata, “Itu semua menunjukkan bahwasanya kejujuran adalah perkara yang mulia dan akan mendapat balasan dari Allah, oleh karenanya wajiblah bagi kita untuk jujur, terbuka dan tidak menyembunyikan sesuatu karena basa-basi atau berdebat”
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hendaklah kalian berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran menghantarkan kepada kebaikan,dan sesungguhnya kebaikan menghantarkan kepada surga, dan apabila seseorang senantiasa berlaku jujur niscaya ia di tulis di sisi Allah Ta’ala sebagai seorang yang jujur, dan janganlah kalian berdusta karena sesungguhnya dusta menghantarkan kepada kejelekan, dan sesungguhnya kejelekan menghantarkan kepeda neraka, dan apabila seseorang senantiasa berlaku dusta niscaya ia di tulis di sisi Allah Ta’ala sebagai seorang pendusta.” (Muttafaqun ‘alaih).
Lantas apakah hakekat kejujuran..? Syaikh al-utsaimin rahimahullah berkata, “Jujur adalah, selarasnya khabar dengan realita, baik berupa perkataan atau perbuatan.”
Oleh karenanya kita katakan, apabila khabar (perkataan) selaras dengan kenyataan maka itulah kejujuran dengan llisan, dan apabila perbuatan badan selaras dengan hati maka itulah kejujuran dengan perbuatan.
Kesimpulan : JUJUR & LURUS itu adalah selarasnya HATI, FIKIRAN, LISAN, & PERBUATAN....
Jujur dalam bahasa energi bisa diterjemahkan menjadi kondisi bersihnya saluran dari meridian energi yang ada. Sehingga aliran energi dapat mengalir dengan sempurna, bulat, & utuh. Dengan demikian Kekuatan-kekuatan (Energi) yang ada di dalam diri manusia dapat tersalurkan & teraplikasikan dengan baik demi menunjang kesuksesan hidupnya (Kondisi Surgawi). Inilah yang disebut ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Ilmu kita menjadi ampuh bila kita dapat berlaku JUJUR terhadap diri sendiri...
Ilmu Yang Ampuh artinya adalah ilmu yang bermanfaat, ilmu yang dapat memudahkan kehidupan kita, ilmu yang dapat mengatasi segala problematika kehidupan kita. Oleh karena itu pertama-tama memang harus ditanamkan kejujuran terhadap diri sendiri, jujur sejak dari pikiran, jujur dalam ucapan dan konsisten dalam tindakan. Sehingga kondisi kehidupan yang surgawi yaitu adanya ketentraman batin, kondisi finansial yang serba berkecukupan, kesehatan yang prima, dll dapat terwujud dan menjadi realita.
Nah, bila anda ingin menjadi orang yang AMPUH, maka JUJURLAH......
Wallahu A'lam....
Sahabat, saat ini lagi ngetrend ungkapan "YANG PENTING KHAN HATINYA..." sebagai senjata ampuh untuk menghindari tugas dan tanggung jawab yang bersifat perbuatan... Namun jujurkah perkataan ini....???
Ketahuilah sahabat bahwa Kejujuran adalah modal dasar agar anda menjadi manusia yang Produktif, Efektif, Efisien, & Powerfull. Atau bila diterjemahkan dalam bahasa tradisional yaitu Kejujuran adalah modal dasar untuk menjadi manusia yang Ampuh & Sakti. Kenapa bisa begitu...??
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
عَÙ†ْ Ø£َبِÙŠْ Ù‡ُرَÙŠْرَØ©َ رَضِÙŠَ اللهُ عَÙ†ْÙ‡ُ Ù‚َالَ : سَÙ…ِعْتُ رَسُÙˆْÙ„َ اللهِ صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ
ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ ÙŠَÙ‚ُÙˆْÙ„ُ : Ø¥ِÙ†َّ اللهَ لاَ ÙŠَÙ†ْظُرُ Ø¥ِلىَ صُÙˆَرِÙƒُÙ…ْ ÙˆَØ£َÙ…ْÙˆَالِÙƒُÙ…ْ
ÙˆَØ¥ِÙ†َّÙ…َايَÙ†ْظُرُ Ø¥ِلىَ Ù‚ُÙ„ُÙˆْبِÙƒُÙ…ْ ÙˆَØ£َعْÙ…َالِÙƒُÙ…ْ – رواه مسلم
Dari Abu Hurairah Ra, ia berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan hartamu, tetapi Allah melihat kepada hati dan perbuatanmu.” (HR. Muslim)
Berkata Syaikh Al Albany rahimahullah sebagaimana dalam ta'liqnya atas Riyadhus Shalihin hadits no 8 : "Imam Muslim dan yang lainnya menambahkan dalam riwayatnya 'Wa a'malikum' sebagaimana dikeluarkan dalam 'Ghayatul Marom fi takhrijil Halal wal Haram' (410)
Hadis ini memberi gambaran kepada kita tentang objek penglihatan Allah terhadap hamba-Nya, supaya kita dapat memosisikan dengan baik dan memberikan perhatian yang benar terkait dengan bentuk rupa, harta, hati dan perbuatan.
Bentuk rupa yang indah dan harta yang banyak biasanya menjadi kebanggaan manusia, tetapi ternyata tidak menjadi objek pandangan Allah. Oleh karena itu hendaknya setiap kita jangan sampai terpedaya oleh keduanya, sebab berapa banyak mereka yang dianugerahi dua hal tersebut berakhir dengan kehancuran ketika tidak menunaikan hak-hakNya. sebagaimana Qarun yang hartanya membawanya kepada kehancuran. Atau bentuk tubuh ideal orang-orang munafik Madinah yang membuat kaum muslimin terkagum-kagum, tetapi membawa kerugian bagi pemiliknya.
Hendaknya perhatian lebih kita berikan untuk menata dan membersihkan hati, sebab hati yang bersih merupakan tiket berjumpa dengan Allah Ta’ala dalam keadaan damai, terhindar dari dahsyatnya hari kiamat dan hari dimana harta dan anak-anak tiada guna: “Di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (As Syuaraa [26]: 88-89)
Kemudian berupaya seoptimal mungkin untuk selalu menata perbuatan kita agar selaras dengan apa yang diinginkan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Hadis ini menegaskan jangan sampai rupa yang indah dan harta yang banyak membawa kepada kesombongan. Tetapi hendaknya bersyukur atas kedua nikmat tersebut dengan menunaikan hak-hak yang ada padanya.
Berpenampilan baik yang membuat indah pemandangan adalah termasuk ajaran Islam, sebab Allah Ta’ala adalah Maha Indah dan menyukai keindahan. Demikian halnya dengan harta, ada kewajiban yang harus ditunaikan darinya, berupa zakat, infaq dan shadaqah. Dan patut kita ingat bahwa sebaik-baik harta adalah harta yang ada dalam genggaman orang shaleh.
JUJUR = SELARASNYA HATI, FIKIRAN, & PERBUATAN
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu bersama orang yang benar [jujur]“ (QS. at-Taubah:119) ,
dalam ayat yang lain,
“Agar Allah memberikan balasan kepada yang jujur karena kejujurannya dan mengazab orang munafiq jika ia menghendakinya.” (QS. al-ahzab: 24)
Syaikh al-utsaimin rahimahullah berkata, “Itu semua menunjukkan bahwasanya kejujuran adalah perkara yang mulia dan akan mendapat balasan dari Allah, oleh karenanya wajiblah bagi kita untuk jujur, terbuka dan tidak menyembunyikan sesuatu karena basa-basi atau berdebat”
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hendaklah kalian berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran menghantarkan kepada kebaikan,dan sesungguhnya kebaikan menghantarkan kepada surga, dan apabila seseorang senantiasa berlaku jujur niscaya ia di tulis di sisi Allah Ta’ala sebagai seorang yang jujur, dan janganlah kalian berdusta karena sesungguhnya dusta menghantarkan kepada kejelekan, dan sesungguhnya kejelekan menghantarkan kepeda neraka, dan apabila seseorang senantiasa berlaku dusta niscaya ia di tulis di sisi Allah Ta’ala sebagai seorang pendusta.” (Muttafaqun ‘alaih).
Lantas apakah hakekat kejujuran..? Syaikh al-utsaimin rahimahullah berkata, “Jujur adalah, selarasnya khabar dengan realita, baik berupa perkataan atau perbuatan.”
Oleh karenanya kita katakan, apabila khabar (perkataan) selaras dengan kenyataan maka itulah kejujuran dengan llisan, dan apabila perbuatan badan selaras dengan hati maka itulah kejujuran dengan perbuatan.
Kesimpulan : JUJUR & LURUS itu adalah selarasnya HATI, FIKIRAN, LISAN, & PERBUATAN....
Jujur dalam bahasa energi bisa diterjemahkan menjadi kondisi bersihnya saluran dari meridian energi yang ada. Sehingga aliran energi dapat mengalir dengan sempurna, bulat, & utuh. Dengan demikian Kekuatan-kekuatan (Energi) yang ada di dalam diri manusia dapat tersalurkan & teraplikasikan dengan baik demi menunjang kesuksesan hidupnya (Kondisi Surgawi). Inilah yang disebut ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Ilmu kita menjadi ampuh bila kita dapat berlaku JUJUR terhadap diri sendiri...
Ilmu Yang Ampuh artinya adalah ilmu yang bermanfaat, ilmu yang dapat memudahkan kehidupan kita, ilmu yang dapat mengatasi segala problematika kehidupan kita. Oleh karena itu pertama-tama memang harus ditanamkan kejujuran terhadap diri sendiri, jujur sejak dari pikiran, jujur dalam ucapan dan konsisten dalam tindakan. Sehingga kondisi kehidupan yang surgawi yaitu adanya ketentraman batin, kondisi finansial yang serba berkecukupan, kesehatan yang prima, dll dapat terwujud dan menjadi realita.
Nah, bila anda ingin menjadi orang yang AMPUH, maka JUJURLAH......
Wallahu A'lam....
Mengapa Ilmu Jadi Tidak Ampuh
Reviewed by Edi Sugianto
on
15.31
Rating:
Tidak ada komentar: