Membangun Komunikasi Yang Menghipnotis

"Kok saya sepertinya pernah bertemu anda ya.?"
"Kita baru saja bertemu, tetapi saya kok merasa kita sepertinya sudah kenal lama ya.?"
"Ngobrol dengan kamu itu enak, asyik banget, selalu nyambung.."

Pernahkah anda mendapat respon yang demikian dari lawan bicara anda..? Itulah respon dari keberhasilan kita dalam membangun keakraban (Building Rapport) dengan kawan bicara kita. Yang merupakan kunci utama dalam Membangun Komunikasi Yang Menghipnotis. Yang mampu mempengaruhi siapapun saja dan dimanapun saja dengan mudah.

Aplikasi Hipnotis dalam komunikasi tidak berarti kita membuat orang lain hilang kesadarannya dan mau mengikuti apapun saja kemauan kita. Ini adalah pemahaman salah kaprah yang sering ada dalam benak sebagian masyarakat yang masih awam mengenai hipnotis. Dan yang masih menyamakan hipnotis Modern dengan ilmu Gendam atau Pukau yang sering diberitakan di Surat Kabar sebagai Modus dalam suatu kejahatan penipuan.

Memang ada proses Hipnosis dalam kejadian tersebut, dan tentu saja karena proses hipnosis tersebut dilakukan oleh orang yang tidak memahami ilmu hipnotis yang baik dan benar, maka yang terjadi adalah suatu proses hipnosis yang dapat merugikan fihak lain.

Membangun Komunikasi Yang Menghipnotis atau menggunakan hipnotis dalam komunikasi pada prinsipnya adalah sebuah upaya untuk menciptakan adanya suatu komunikasi yang efektif dan bermanfaat bagi kedua belah fihak.

Bukankah sering terjadi kegagalan komunikasi yang dapat mengakibatkan adanya penjualan yang gagal, pidato yang tidak berhasil, nasehat yang tidak berkesan, informasi yang diterima dengan salah, keretakan hubungan, salah faham, dll. bukan..?

Untuk itulah kita perlu memahami bagaimana cara Membangun Komunikasi Yang Menghipnotis. Yang dapat membuat pesan serta informasi kita tersampaikan dengan baik dan benar kepada lawan bicara kita. Sehingga dapat mempengaruhinya untuk berfikir, bersikap, berbicara, atau bertindak sesuai dengan apa yang kita maksudkan.

Kunci utama dalam "Membangun Komunikasi Yang Menghipnotis" adalah Building Rapport. Rapport dalam psikologi didefinisikan sebagai prosedur untuk membangun keakraban dalam proses komunikasi agar baik sender maupun receiver memiliki pandangan yang sama tentang hal yang dikomunikasikan sehingga proses komunikasi pun berjalan dengan efektif.

Setelah Rapport terbentuk dengan baik, proses komunikasi selanjutnya akan mengalir secara alamiah dan mudah. Karena Proses Hipnosis secara alami memang sudah menjadi bagian kehidupan kita sehari-hari.

Melengkapi definisi ini, NLP mengajarkan bahwa rapport adalah proses Connection Building agar antara pihak yang berkomunikasi berada dalam ‘gelombang’ yang sama. Tanpa rapport, kita ibarat seseorang yang memiliki keinginan untuk mencapai sebuah tempat di seberang sungai besar tanpa ada jembatan yang menjadi penghubung. Kita mungkin bisa mencapai tempat tersebut, namun tentu dengan effort yang cukup besar baik dengan cara berenang atau membuat rakit plus berjibaku dengan derasnya arus air. Memahami dan mengaplikasikan rapport akan menjadikan Anda seorang komunikator handal dengan hambatan resistensi minimal.

SENSORY ACUITY, Mengembangkan Kepekaan.
Langkah pertama dalam membangun keakraban adalah dengan melatih kepekaan kita untuk mengenal dunia dalam pikiran lawan bicara kita. Everyone Lives in Their Own Unique Model of The World, Setiap orang hidup dalam dunia mereka masing-masing yang unik. Tidak ada seorangpun memiliki keyakinan, nilai-nilai dan perilaku yang persis sama satu dengan lainnya, karena mereka hidup dalam latar belakang yang berbeda. Tidak seorangpun memiliki pemahaman yang persis sama meski diajar oleh guru yang sama di kelas yang sama dan hadir dalam waktu yang sama. Dan mereka bersikap sesuai pemahamannya masing-masing.

People respond to their internal map, not to the reality itself. Tanpa sebuah klarifikasi, sebuah komunikasi hanya akan memunculkan kesalahpahaman dan perseteruan karena setiap orang hakikatnya tidak sedang berkomunikasi satu sama lain, melainkan berkomunikasi dengan ’internal map’ mereka masing-masing.

Setiap manusia hidup dalam dunianya masing-masing, pemahaman ini hendaknya menjadi bekal yang berharga bagi kita untuk lebih bijak melihat diri sendiri dan orang lain. Jadi kalau anda ingin merayu sesorang, maka anda harus tahu dunianya sehingga tahu apa yang harus anda lakukan untuk menyenangkannya. Demikian juga kalau anda melihat ada orang yang marah pada anda, anda harus  berusaha mengerti dan mencari tahu ada apa dalam dunia pikiran dan perasaannya, bukannya malah ikut-ikutan jadi marah.

Mengembangkan sensory acuity memang membutuhkan latihan secara terus-menerus. Diawali dengan belajar mengamati diri sendiri. Setelah kita aware dengan setiap sinyal non verbal yang keluar unconsciously dari diri kita, maka menangkap sinyal orang lain adalah urusan mudah. Meminjam ajaran dari Genie Laborde, kuncinya adalah dengan meluangkan setidaknya 15 menit setiap hari untuk melihat dan mendengar dengan lebih dalam.

Setidaknya ada 5 hal penting yang bisa Anda jadikan bahan latihan, yaitu dengan mengamati:

1. Cara bernafas.
Cara kita bernafas adalah kunci penting untuk memahami kondisi/state yang sedang kita alami. Anda dapat memperhatikan mulai dari dimana kita bernafas (pada bagian dada atau perut), tempo kita bernafas, sampai pada pola bernafas yang muncul ketika kita sedang berbicara dengan orang lain. Jika sudah, cermatilah perubahan yang timbul seiring dengan perubahan kondisi dalam diri Anda (internal state). Setelah Anda dapat menandai perbedaanya barulah Anda mulai untuk berlatih dengan mencermati orang lain.

Well, terkadang memang tidak terlalu mudah sih untuk melakukan yang terakhir ini.
  • Pertama, kita seringkali kesulitan karena pakaian cukup tebal yang mereka kenakan atau pola nafas yang pendek.
  • Kedua, memperhatikan dada seseorang (apalagi lawan jenis) cukup lama tentu bisa menimbulkan masalah bukan?
Nah, dalam kasus seperti ini, kita bisa gunakan cara lain seperti memperhatikan bahu bagian atas. Untuk menambah jam terbang, Anda juga bisa menonton TV sembari mematikan suaranya dan menebak kondisi sang aktor/aktris hanya dengan memperhatikan gerak bahunya. Jika angle yang diambil cukup dekat, Anda bahkan bisa membandingkan gerak bahu tersebut dengan mengobservasi kemunculan otot pada leher mereka.

2. Perubahan warna.
Ah, mana mungkin bisa? Jelas bisa. Yang paling mudah, Anda tentu sudah sering melihat kan seorang yang sedang amat marah dan warna wajahnya berubah menjadi merah? Biarpun kulit mereka agak gelap, perubahan ini pasti tetap terasa.

Nah, seiring dengan meningkatnya keahlian observasi Anda, perbedaan ini pun akan makin mudah Anda kenali. Ada beberapa tips praktis.

Pertama, berpikirlah dengan kontras. Secara bertahap, Anda akan menemukan bahwa wajah seseorang tidak hanya memiliki satu warna saja—warna kulitnya sendiri. Saya sendiri sering berlatih dengan mengamati mereka yang berkulit sangat putih dan saya mencermati bahwa di wajah mereka terkadang ada area-area tertentu yang berwarna merah muda, kecoklatan, kehijauan, kekuningan, bahkan kebiruan.

Nah, langkah selanjutnya adalah membandingkan warna-warna tersebut dengan kondisi/state orang tersebut. Misalnya, ada beberapa orang yang pipinya menjadi berwarna merah muda ketika sedang tersipu-sipu malu. Namun jika intensitas malunya meningkat maka warnanya menjadi lebih ke arah merah meskipun belum seperti merahnya orang yang sedang marah.

3. Perubahan otot-otot.
Selain warna, perubahan pada otot-otot juga dapat menjadi indikator perubahan kondisi internal kita. Contoh paling mudah—lagi-lagi—adalah dengan mengamati ketika kita sedang berada dalam state dengan intensitas tinggi seperti amat marah, amat sedih, amat tertekan, atau amat gembira.

Ah, saya baru ingat contoh yang bagus. Perhatikan ketika kita sedang mendapat sebuah pertanyaan yang mengajak kita untuk berpikir keras. Yap, otot-otot pada bagian kening tentu akan mengkerut yang berakibat pada tampak berkerutnya kening tersebut. Cermati pula ketika kita sedang jijik, otot bagian mana yang berubah? Tepat, bagian hidung dan sekitar mulut bagian atas. Bagaimana dengan ketika terheran-heran? Ketika marah? Ketika depresi? Ketika putus asa? He..he..asyik kan?

Nah, sejalan dengan latihan yang Anda lalui, Anda akan semakin mudah mencermati perubahan otot pada bagian tubuh yang lain.

4. Perubahan pada bibir bawah.
Satu lagi sinyal yang hampir tidak mungkin untuk dikendalikan secara sadar, perubahan pada bibir. Anda bisa mengamati perubahan dalam hal perubahan ukuran, warna, bentuk, ujung bibir, tekstur, gerakan, juga melebar dan mengkerutnya. Ingat-ingat saat Anda melihat rekan yang sedang mengomel dan bedakan dengan ketika ia sedang bercerita kisah yang menggembirakan. Anda bisa menemukan perbedaanya? Bagus. Hanya saja, seperti pada latihan mengamati gerak dada, Anda juga perlu berhati-hati ketika mengamati bagian tubuh yang satu ini. Saran saya, mulailah dari mereka yang Anda kenal dengan amat dekat dulu seperti anggota keluarga.

5. Nada suara.
Tidak bisa dipungkiri, nada suara adalah elemen penting yang akan mempengaruhi makna dari kalimat yang kita ucapkan pada orang lain. Cobalah memotivasi orang lain dengan nada suara rendah, tanpa tekanan, dan suara yang pelan pula. Saya berani jamin kalau kalimat motivasi Anda tidak akan pernah membekas dalam hati mereka. Begitu pula dengan kritikan yang sebenarnya amat pedas, namun disampaikan dengan nada suara yang amat lembut, pasti tidak akan menimbulkan intensitas emosi yang terlalu tinggi. Sama dengan cara bernafas, perubahan warna, perubahan otot, dan perubahan bibir, perubahan pada nada suara juga adalah kata kunci penting untuk memahami kondisi internal kita.

Berlatihlah mulai dari mendengarkan perubahan pada volume, nada, ritme, tempo, kejelasan, dan resonansi. Jika masih kesulitan untuk mendengarkan secara langsung, Anda bisa menggunakan TV ataupun radio sebagai media latihan. Jika menggunakan TV, cobalah untuk tidak melihat gambarnya dan hanya mendengarkan suaranya lalu deteksilah perubahan yang terjadi. Kalau sudah begini, saya yakin Anda akan lebih mudah untuk memahami kondisi internal orang lain dan karenanya akan lebih empatik ketika mendengar karena Anda bisa memasuki dunianya dan merasakan perasaan dari sudut pandangnya.

***

Nah, sampai di sini, cobalah untuk menggabungkan ‘data’ yang Anda peroleh dari kelima perubahan sinyal non verbal di atas sekaligus untuk memahami kondisi internal Anda dan orang lain. Secara bertahap, Anda akan mulai merasakan bahwa kesemuanya saling berkaitan satu sama lain.

MATCHING & MIRRORING, Menyamakan Irama & Frekwensi.
Setelah kita cukup mengenal dunia dalam pikiran kawan bicara kita, langkah selanjutnya adalah menyamakan peta dunia dalam pikiran kita dengan tekhnik Matching & Mirroring.

Kita dapat melakukannya mulai dari me-match dan mirror fisiologi, suara, posisi tubuh, gerakan tubuh, ekspresi wajah, gerakan mata, kata-kata, gerakan kepala, dll. Ketika lawan bicara Anda berbicara dengan suara rendah, misalnya, sesuaikan suara Anda dengan nada suaranya tersebut. Pada saat ia bercerita dengan bersemangat dengan nada tinggi, respon lah dengan nada yang sama. Begitu pun dengan gerakan tubuhnya. Jika ia menggerakkan kepala ke kanan ketika berbicara mengenai sesuatu hal, sesuaikan lah gerakan kepala Anda pada arah yang sama dengannya. Namun demikian, ada satu kata kunci yang harus Anda ingat ketika melakukan match dan mirror gerakan tubuh: lakukanlah hanya ketika Anda sedang merespon dan jangan ketika mereka sedang berbicara. Dengan cara ini, match dan mirror Anda akan lebih alami smooth.

Fokus lah untuk berlatih melakukan match dan mirror secara bertahap sehingga Anda dapat melakukannya secara refleks. Dengan demikian, match dan mirror Anda bukan lagi dibuat-buat dan efek koneksinya akan semakin terasa. Namun demikian, jika Anda masih ragu-ragu, cobalah untuk pertama-tama melatih crossover mirroring, yaitu melakukan mirroring dengan bagian tubuh yang berbeda. Misalnya, lawan bicara Anda menggerakkan kaki, maka Anda menyesuaikannya dengan menggerakkan tangan. Anda bahkan bisa menyesuaikan gerakan irama nafas seseorang dengan gerakan jari Anda sesuai dengan irama nafasnya. Begitu juga dengan kecepatan bicara. Tingkatkan kecepatan bicara Anda seiring dengan meningkatnya intensitas emosi gembira mereka dan turunkan kecepatan ketika intensitas tersebut menurun kembali.

KONTAK NGEMAT
Setelah beberapa lama saya mempelajari Hipnosis dan NLP, saya menemukan bahwa proses membangun Rapport sebenarnya berada pada level unconscious (Level Pikiran Bawah Sadar).Untuk itulah saya mengembangkan Tekhnik Quantum Kontak Ngemat sebagai suatu cara mudah dalam membangun keakraban di level pikiran bawah sadar.

Ketika seseorang sudah menguasai dengan baik Tekhnik ‪#‎Kontak_Ngemat‬, maka melakukan Building Rapport, Pacing Leading, Matching, & Mirroring akan berjalan secara alamiah saja. Tanpa perlu upaya dan usaha yang rumit, tahu-tahu saja kita sudah seirama dengan kawan diskusi kita.

Sebagaimana yang terjadi pada Dua Master Senior kita ini (Bang Beni Budaya, GMPS & Kang H. Mualimin Ali), Proses Matching Mirroring berjalan secara alami tanpa dibuat-buat.... Pose tubuh mereka persis sama, bagaikan pinang dibelah dua...

Source SS dari Status FB Bang Beni di https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1125704374106500&set=a.544072712269672.127991.100000008438491&type=3&theater

Fenomena Ini adalah fenomena Matching & Mirroring dalam tahapan Pre Induction jika dijelaskan menurut Ilmu Hipnotis Modern, dan tahap selanjutnya adalah tahapan saling menghipnotis..... Saling mempengaruhi, dan tentu saja dalam konteks yang baik. Yaitu, saling berbagi ilmu dan pengetahuan. Saling Asih, Asah, & Asuh... Dan saling mempererat tali silaturahmi.

Hypnosis adalah proses alamiah yang sangat sering kita alami. Siapapun kita, semua orang pasti pernah mengalaminya...

Saling menghipnosis adalah bagian dari aktifitas komunikasi kita, dan karena itulah, komunikasi dapat berjalan dengan efektif dan bermanfaat.

Nb.
Mohon maaf pada kedua master, karena sudah saya jadikan contoh model dalam tulisan saya kali ini. Hehehehehe...

Sekian, semoga bermanfaat, Terima Kasih.

SALAM.

Edi Sugianto
(Founder NAQS DNA Institute)

SMS/WA : +62 812 3164 9477
HP / Telegram Messenger : +62 822 3458 3577
Pin BB : 7ccd0ca5
Twitter : @edi5758
Facebook : https://www.facebook.com/haryopanuntun
Google Plus : +Edi Sugianto, C.Ht., MNLP

Silahkan SHARE / BAGIKAN jika anda merasa artikel ini bermanfaat, dan jika anda mau COPAS Artikel ini, sertakan Linknya, agar ada yang bertanggung jawab atas isinya. Terima Kasih.


Referensi Artikel : Street Smart NLP, https://idnlpsociety.wordpress.com/

Membangun Komunikasi Yang Menghipnotis Membangun Komunikasi Yang Menghipnotis Reviewed by Edi Sugianto on 09.47 Rating: 5

1 komentar:


kelas Gendam Online
Diberdayakan oleh Blogger.