Membersihkan Kabut di Pikiran


COGNITIVE DISTORTION
By Prasetya M Brata

Segedeg-gedegnya dan sejengkel-jengkelnya panjenengan, maka waspada ketika 'keprucut' ngomong "nggak punya otak", atau "otak udang", dan sejenisnya kepada orang yang panjenengan 'gagalpahami'. Mengapa? ...

Memang sih itu hanya ungkapan simbolik -- metafora. Disamping terjerumus menghina yang sudah menganugerahkan otak untuk tiap manusia, ya memang begitulah cara pikiran bekerja.

Berbeda dengan sistem pencernaan yang mampu mendeteksi racun masuk ke sistem dalam wujud mual, muntah, bahkan tubuh biru-biru, maka pikiran tidak mampu mengenali ide atau gagasan 'toxic' itu, sampai terjadi dampaknya di alam tindakan. Our brain works perfectly well. Apapun yang masuk diproses menjadi makna-makna, lalu menjadi perasaan, keputusan, ucapan dan tindakan, akhirnya menjadi experience alias nasib.

Output berupa ucapan dan tindakan mencerminkan bagaimana mereka selama ini dikondisikan dan kualitas pengolahan pikirannya, apa yang dimasukkan dan apa yang disimpan.

Orang yang pendapatnya panjenengan gagal-pahami -- atau katakanlah belum-pahami -- ada rujukan-rujukan yang digunakan untuk memahami dan mengartikan apa yang akhirnya menjadi keyakinan mereka. Rujukan dalam perpustakaan 'historical files' itu -- ditambah pola berpikir yang dinamakan meta-program dan frame of mind itu -- menentukan apa yang ia artikan di dalam peta pikirannya. Jadi keyakinannya tidak pernah salah untuk ia yakini. Kalau rujukannya hanya 'sebatas itu', ya kongruen dengan outputnya berupa ucapan tindakan yang 'seperti itu'. Ia menjadi 'keliru' -- toxic -- limiting -- ketika makna-makna dan keyakinannya itu tidak sesuai dengan realitasnya, dan berdampak kepada destruksi hakiki.

So, jika ingin mengubah keyakinan orang, tidaklah dengan mengata-ngatain orangnya -- tidaklah dengan menyerang keyakinannya -- karena akan menutup pintu reticular activating system; melainkan dengan menyodorkan bukti-buktinya, fakta-faktanya, relasi-relasinya. Biarkan ia mengolah relasi-relasi itu melalui proses pemisahan, kalkulasi, komparasi, agregasi, sintesis, dan mengakses hati nuraninya sesuai kemampuannya. Kemampuannya sesuai dengan kapasitas, pengkondisian, dan pembiasaannya. Ada juga yang butuh pengalaman 'terjerembab' atau 'kepentok' dulu untuk mendapatkan makna baru.

Selanjutnya tinggal urusan 'hidayah' yang dapat kita mintakan melalui doa sungguh-sungguh kepadaNya, agar diberikan untuk kita sendiri dan saudara-saudara kita itu.

Ayem? Rukun? Bungkus?


***
Source :
Status FB : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=1714495242198203&id=100009132302617
Video FB Live Streaming : https://www.facebook.com/100009132302617/videos/1714694385511622/
***

Tulisan & Video di atas adalah dari salah satu Guru saya, yaitu Master Prasetya M Brata. Semoga bermanfaat untuk sahabat pembaca blog NAQS DNA ini.

SALAM

Edi Sugianto.
www.naqsdna.com | www.sabdasakti.com

SMS/WA : +62 812 3164 9477
HP : +62 822 3458 3577
Telegram Messenger : @Hipnotis
Pin BB : 7ccd0ca5
Twitter : @edi5758
Facebook : https://www.facebook.com/haryopanuntun
Google Plus : +Edi Sugianto, C.Ht., MNLP

DOWNLOAD APLIKASI ANDROID NAQS DNA (Free Iklan), KLIK NaqsMobile

Silahkan SHARE / BAGIKAN jika anda merasa artikel ini bermanfaat, dan jika anda mau COPAS Artikel ini, sertakan Linknya, agar ada yang bertanggung jawab atas isinya. Terima Kasih.




Membersihkan Kabut di Pikiran Membersihkan Kabut di Pikiran Reviewed by Edi Sugianto on 19.51 Rating: 5

Tidak ada komentar:


kelas Gendam Online
Diberdayakan oleh Blogger.